Mohon tunggu...
Henri Satria Anugrah
Henri Satria Anugrah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Konten Pengembangan Diri

Membacakan hasil tulisan di channel Youtube bernama Argentum (https://www.youtube.com/c/Argentum-ID/)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apa Itu Psikologi? Apa Bedanya Psikolog dengan Psikiater?

19 Oktober 2019   14:02 Diperbarui: 2 September 2020   13:45 4731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Psikologi merupakan ilmu yang populer karena mengkaji tentang manusia. Psikologi membahal hal-hal yang sangat menarik bagi kebanyakan orang, seperti kepribadian, ketidaksadaran, gangguan mental, bahkan hingga membaca pikiran orang lain  mempelajari mekanisme berpikir manusia. Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan psikologi?

Secara umum, psikologi adalah cabang ilmu sains yang mempelajari perilaku manusia melalui tiga aspek, yaitu pikiran (mind), otak/tubuh (brain/body), dan perilaku (behavior). Sebagai ilmu sains, psikologi merupakan ilmu yang ilmiah, yakni berdasarkan penelitian-penelitian yang empiris, rasional, dan objektif.  Psikologi bukanlah ilmu gaib dan mistis tanpa landasan yang jelas.

Di Indonesia, terdapat sangat banyak universitas yang menerima pelajar untuk mempelajari psikologi. Untuk mempelajari psikologi dengan baik, diperlukan pendidikan formal setidaknya 3,5 tahun di kampus untuk memperoleh gelar S1 Psikologi (S.Psi). Dengan demikian, pemahaman tentang psikologi dapat dimiliki dengan sebenar-benarnya tanpa bercampur dengan hal-hal yang tidak ilmiah. 

Namun demikian, bukan berarti psikologi ialah ilmu yang tidak bisa dipelajari di luar pendidikan formal. Layaknya ilmu kesehatan, orang-orang tidak perlu berkuliah selama 3,5 tahun di jurusan Kedokteran untuk mengetahui bahwa ketika seseorang sedang demam, diperlukan makanan yang bernutrisi dan istirahat yang cukup.

Hal yang sama juga berlaku di psikologi, orang-orang tidak perlu kuliah 3,5 tahun untuk mengetahui bahwa kecemasan merupakan hal yang wajar dialami oleh manusia dan dapat diatasi dengan cara melakukan appraisal (silakan baca: Apakah Perasaan Cemas Sepenuhnya Buruk? untuk memahami penjelasan lebih lanjut)

Sayangnya, sebagai ilmu sains, psikologi tidak sepopuler ilmu kedokteran. Masih banyak orang yang beranggapan bahwa psikologi ialah ilmu "luar biasa" untuk membaca pikiran orang lain. Perlu ditekankan bahwa psikologi ialah ilmu ilmiah.

Psikolog (seorang ahli dan praktisi pskologi) bukanlah dukun yang dapat melihat isi pikiran orang lain begitu saja. Jika kamu merasa ada psikolog yang "membaca" pikiranmu, perlu ditekankan sekali lagi bahwa itu tidak terjadi begitu saja.

Pengalaman praktik dan ilmu yang dimiliki oleh psikologlah yang membuat dia dapat berempati terhadap apa yang orang lain pikirkan dan rasakan, sehingga dia seakan dapat "membaca" pikiranmu, dan itu hal yang wajar bagi manusia. 

Semua manusia secara alamiah memiliki kemampuan untuk berempati, yaitu ikut merasakan apa yang orang lain pikirkan dan rasakan. Ketika temanmu mengalami kesulitan, kamu akan berempati terhadapnya sehingga terdorong untuk menolongnya. Apakah kamu perlu menjadi psikolog untuk memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan temanmu? Tentu saja tidak. 

Apa Itu Psikolog dan Perbedaan Psikolog dengan Psikiater?

Psikolog adalah profesi yang ahli dalam praktisi psikologi. Untuk menjadi psikolog, seseorang harus lulus S1 Sarjana Psikologi dan S2 Magister Profesi Psikologi. Psikolog berbeda dengan psikiater.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun