Pernahkah kamu diprotes oleh teman-temanmu karena ucapanmu tidak sesuai logika? Bahkan mungkin temanmu sampai berkata "Ah, ga logis kata-katamu, gimana sih? Maksudnya gimana coba?"Â
Padahal mungkin kamu sudah berkata-kata dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan apa yang kamu pikirkan dan kamu rasakan. Bukan berarti ucapanmu salah, tetapi temanmu kurang bisa memahami makna dari ucapanmu karena mungkin, ucapanmu tidak sesuai dengan kaidah logika.
Logika merupakan kaidah berpikir yang umum dilakukan dalam pikiran seseorang. Secara psikologis, orang cenderung lebih mudah menerima kata-kata yang sesuai logika.Â
Hal ini karena pikiran lebih mudah mencerna skema berpikir yang bersifat baku dan konkrit. Meskipun pada dasarnya pikiran dan perasaan merupakan entitas yang abstrak, tetapi kita perlu menerjemahkannya dalam bentuk konkrit agar orang lain lebih mudah memahami apa yang kita pikirkan dan rasakan.
Pada artikel sebelumnya yang berjudul Apakah "Pernyataan Sesuai Logika" Sudah Pasti Benar? saya berkata bahwa makna dari kata-kata lebih penting daripada kata-kata itu sendiri dan logika merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan pikiran manusia untuk mencari kebenaran, tetapi logika bukanlah kebenaran itu sendiri. Paparan di atas mengesankan bahwa saya membantah artikel saya sendiri. Padahal, maksudnya bukanlah demikian.
Berpikir dan berbicara merupakan dua aktivitas yang berbeda. Dalam berpikir, kita memang berusaha mencari kebenaran dan prosesnya berlangsung secara abstrak. Dalam berpikir, adakalanya kita perlu mengabaikan kaidah-kaidah logika untuk mendekati kebenaran.Â
Akan tetapi dalam berbicara, kita perlu menyampaikan "kebenaran yang kita yakini" (pikiran dan perasaan kita) dalam bentuk yang lebih konkrit, sehingga audiens mampu memahami "kebenaran yang kita yakini" dengan mudah. Secara sederhana, ilustrasi dari alur komunikasi ialah sebagai berikut:
Premis Mayor: Orang kaya adalah orang yang rajin bekerja
Premis Minor: Budi adalah orang miskin
Kesimpulan: Budi adalah orang yang malas bekerja
Rocky Gerung adalah orang yang sangat mahir dalam berbicara sesuai kaidah logika. Ketika tampil di acara-acara debat di televisi, Rocky Gerung "hanya" berdialektika sesuai dengan common sense dalam pikirannya yang diterjemahkan dengan logika yang kukuh.Â
Banyak orang yang mengkritik bahwa Rocky Gerung argumennya tidak kuat karena tidak memiliki fondasi teoritik sama sekali. Padahal, isu-isu yang biasa dibicarakan oleh Rocky Gerung pada umumnya bertemakan sosiologi dan politik.Â
Akan tetapi, argumen Rocky Gerung sangatlah kuat sehingga audiens pun secara refleks langsung berpikir "Oh iya, ada betulnya juga". Bahkan, lawan-lawan debat Rocky Gerung yang latar belakang pendidikannya sesuai pun terlihat kewalahan saat berdebat dengan Rocky Gerung.Â
Saya tidak berkata bahwa Rocky Gerung sudah pasti hebat dan benar. Namun, viralnya Rocky Gerung di televisi membuktikan bahwa pembicara bisa memikat audiens "hanya" karena retorika yang sesuai logika. Ya, hanya retorika sesuai logika, tetapi dampaknya sangat luar biasa.
Untuk belajar logika dengan baik, idealnya, dengan membaca buku-buku mengenai "Filsafat Logika" Rocky Gerung adalah lulusan Program Studi Filsafat dari Universitas Indonesia. Jadi, sangatlah wajar apabila beliau pandai dalam beretorika sesuai logika.Â
Jika tidak suka membaca buku, kamu bisa mempelajari logika dari internet, misalnya halaman Wikipedia tentang Silogisme. Namun, jangan pernah berharap bahwa kemampuan berlogikamu bisa sehebat Rocky Gerung apabila hanya belajar berlogika dari internet saja!
Referensi:
Apakah "Pernyataan Sesuai Logika" Sudah Pasti Benar?
7 Cara Belajar Public Speaking dari Dasar sampai Jago: Proses Panjang, Tapi Hasil Permanen!