Mohon tunggu...
Henri Satria Anugrah
Henri Satria Anugrah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis Konten Pengembangan Diri

Membacakan hasil tulisan di channel Youtube bernama Argentum (https://www.youtube.com/c/Argentum-ID/)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Cara Mengurangi Subjektivitas dalam Berpikir?

1 Oktober 2019   11:31 Diperbarui: 1 Oktober 2019   11:40 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendapat ahli seharusnya dipelajari, bukan disalin. Terdapat prinsip dalam berpikir yang berbunyi makna dari kata-kata lebih penting daripada kata-kata itu sendiri. Jadi meskipun kamu menyalin kata-kata ahli hingga mendetail dan sama persis kata per kata, makna yang terkandung dalam ucapanmu dan ahli itu pasti berbeda. 

Dalam memercayai akal sendiri, yang terpenting ialah kamu harus memiliki argumen kuat yang mendasari pemikiranmu. Gunakanlah kekritisanmu dalam mengevaluasi pendapat orang lain kepada dirimu sendiri. Bukankah kamu sudah sadar bahwa tidak ada manusia yang 100% benar?

Cari Bukti Pendukung untuk Menunjang Hasil Pemikiranmu
Agar hasil pemikiranmu menjadi lebih kuat, kamu perlu mencari bukti yang mendukungmu dari "luar". Bukti bisa mendukung atau bahkan membatah pemikiranmu. Yang jelas, apapun yang "dikatakan" oleh bukti, kamu harus menerimanya secara terbuka. 

Jangan sampai kamu hanya mau menerima bukti yang sepemikiran dan menolak bukti yang berlawanan. Fungsi utama dari mencari bukti ialah mengevaluasi pemikiranmu sendiri menggunakan pihak "luar". Apabila menemukan bukti yang berlawanan dengan pemikiranmu, seharusnya kamu merasa senang karena itu berarti ilmumu sedang bertambah, bahkan lebih dari yang kamu sadari.

Referensi: 7 Cara Berpikir Kritis untuk Mencari Kebenaran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun