Sekilas, judul artikel ini sangatlah luar biasa, seperti judul buku yang sudah pasti populer sepanjang zaman. Ya, judulnya memang clickbait. Tetapi clickbaitnya bukan omong kosong. Tulisan ini berasal dari keresahan saya pada pelajar-pelajar  di Indonesia.
Tidak terbatas pada pelajar formal (siswa/mahasiswa), pelajar nonformal (pembaca Kompasiana, penonton Youtube, dll) pun sering mengalami hal yang sama. Artikel ini sangatlah singkat, tidak sampai 600 kata, tetapi dapat mengubah hidup Anda selamanya.
Setiap orang memiliki hobi yang berasal dari renjananya (renjana ialah bahasa Indonesia dari passion). Untuk menjadi ahli di bidangnya, seseorang harus melakukan kegiatan yang melelahkan dan penuh usaha, yaitu belajar. Tidak ada jalan lain.
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, belajar dapat dilakukan dengan sangat mudah oleh siapapun. Tidak perlu sesulit menonton video di Youtube, membaca artikel di internet, atau mendownload e-book atau buku, bahkan membaca postingan dari orang lain di media sosial pun dapat disebut belajar (tentu, jika isi dari postingan itu berbobot).
Menjadi pintar merupakan impian bagi semua orang, tanpa kecuali (memangnya ada yang tidak mau jadi orang pintar?). Akan tetapi, banyak orang yang malas (bukan tidak mau) untuk belajar karena menilai akan menghabiskan banyak waktu. Padahal, waktu yang seharusnya dihabiskan tidaklah sebanyak itu, jika mengetahui teknik belajar yang tepat.
Cobalah tengok di luar sana, ada banyak sekali orang-orang pintar yang masih muda, misalnya orang terpintar pada masa sekolah/kuliahmu. Jika ditanyai "bagaimana tips menjadi pintar?", mereka tidak pernah memberikan jawaban yang memuaskan. Bukannya tidak tahu, tetapi tidak sadar.
Oleh karena itu, artikel ini akan mengungkap rahasia menjadi pintar dari mereka secara eksplisit, yang tidak diketahui banyak orang.
Pernahkah kamu merasa sudah banyak belajar, tetapi tidak kunjung menjadi pintar? Sedangkan dia yang sedikit belajar, malah cepat menjadi pintar? Sadarkah kamu apa yang membedakanmu dengan dia? Yang membedakanmu dengan dia sangatlah simpel, bahkan dapat dijelaskan dalam satu kalimat.
Akan tetapi, maknanya sangat dalam dan dapat mengubah hidup Anda selamanya. Orang-orang pintar belajar dengan prinsip: "Makna dari suatu kata lebih penting daripada kata-kata itu sendiri"Â Satu kalimat sederhana yang sering tidak diketahui banyak orang.
Dalam belajar melalui media apapun (tulis, video, dan gambar), orang pintar berusaha memahami konsepnya, bukan mengingat kata per kata atau detail per detail. Mereka tidak sibuk menghapal seperti pelajar pada umumnya.
Mereka berusaha memuaskan akalnya dengan cara memahami, bukan sekadar mengingat suatu materi pembelajaran. Bagi mereka, memahami suatu ilmu bagaikan orgasme dalam otak.
Lantas, kamu pun bertanya "bagaimana caranya memahami suatu materi pembelajaran?" Bahkan mungkin di antara kamu ada yang berprasangka "Nah, Itulah perbedaan dasar antara aku dengan dia! Dia bisa memahami suatu materi dengan cepat karena memang sudah cerdas dari lahir!".
Kenyataannya, ada satu sifat kunci yang tidak banyak dimiliki oleh orang-orang pada umumnya. Sifat kunci tersebut ialah jujur pada diri sendiri
Orang pintar adalah orang yang paling cepat berkata tidak tahu apabila tidak tidak mengetahui sesuatu. Karena "otaknya belum orgasme", mereka akan menyaksikan materi secara berulang-ulang atau mencari sumber lain sampai akhirnya pikirannya terpuaskan.Â
Cara ini memang terdengar akan membutuhkan proses yang sangat lambat. Akan tetapi ketika pikirannya sudah paham, ilmu yang dimiliki akan bertahan seumur hidup. Inilah yang membuat mereka terkesan cepat dalam belajar. Pada kenyataannya, yang terjadi ialah mereka menggunakan ilmu yang telah dimiliki pada masa lalu.
Hal ini sangat berkebalikkan dengan pelajar-pelajar pada umumnya. Mereka hanya belajar ketika menjelang ujian. Prosesnya tidak adekuat dan dilakukan secara terburu-buru. Cara belajarnya pun keliru, yaitu hanya mengingat, sehingga materi hanya bertahan di pikiran dalam waktu yang sangat pendek. Setelah ujian, materi yang diingatnya pun menguap seiring dengan napas lega yang mereka keluarkan setelah ujian.
Demikianlah cara memperoleh kepintaran yang sesungguhnya. Sungguh, belajar itu sangatlah nikmat apabila dilakukan dengan cara yang tepat.
Referensi: 7 Cara Berpikir Kritis untuk Mencari Kebenaran
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H