Mohon tunggu...
Henri Nurcahyo
Henri Nurcahyo Mohon Tunggu... -

Menulis apa saja, sepanjang memungkinkan. Lebih lengkap tentang saya, sila klik: http://henrinurcahyo.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cerita Panji, Harta Karun yang Terlupakan

23 Desember 2015   10:49 Diperbarui: 14 Juli 2016   07:09 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ke-20 (dua puluh), Kisah Panji memiliki nilai universal luar biasa, yaitu menjadi acuan kepahlawanan, penghargaan kemanusiaan, mengetengahkan etika pergaulan, dan diplomasi pergaulan. Hal itu terlihat dari sepak terjang Raden Inu atau Panji dalam kisah-kisahnya, tokoh tersebut pada dasarnya selalu menjunjung nilai-nilai peradaban dan kemanusiaan.

Ke-21 (dua puluh satu), Kisah Panji mewakili suatu mahakarya (masterpiece) kejeniusan kreatif manusia sebab digubah oleh para pujangga Jawa kuno dengan tema dan lokasi cerita di Tanah Jawa sendiri, tidak mendapat pengaruh asing, namun memengaruhi kebudayaan masyarakat Asia Tenggara secara luas.

Ke-22 (dua puluh dua), uraian Kisah Panji memberikan gambaran tentang tahapan-tahapan penting dari sejarah kehidupan manusia. Kisah Panji menjelaskan peradaban masyarakat Jawa Kuno antara abad  ke 14-15 dan merupakan dokumentasi sejarah kebudayaan di Asia Tenggara secara luas.

Ke-23 (dua puluh tiga), secara langsung atau nyata terkait dengan suatu peristiwa atau tradisi kehidupan: Kisah Panji menjelaskan perihal tradisi perjodohan yang dikenal meluas di Asia Tenggara dengan cara (a) dijodohkan (dipertunangkan), (b) memilih sendiri, (c) pasangan merupakan hadiah sayembara. Diuraikan juga adanya tradisi pergantian kuasa raja-raja secara damai dan sejahtera sebagaimana yang didambakan dalam sejarah kebudayaan Asia Tenggara.

Ke-24 (dua puluh empat), memiliki autentisitas karya: Kisah Panji adalah otentik, tida menjiplak atau meniru karya-karya lain, walaupun terdapat tema universal tentang percintaan, namun keasliannya tetap tampil dan hal itu diakui oleh masyarakat yang mengapresiasinya.

Ke-25 (dua puluh lima), dapat dibandingkan dengan karya lain sezaman (Pararaton, Sri Tanjung, Sudamala dan Calon Arang), maka Kisah Panji memunyai kekhususan tersendiri.

Dan kalau mau dicari lagi, masih ada lagi sejumlah keistimewaan Cerita Panji yang dapat disebutkan di sini. Jadi, butuh alasan apalagi untuk menjadikan Cerita Panji sebagai ikon budaya provinsi Jawa Timur? Syukur-syukur kalau memang dapat diterima sebagai Memory of Nationatau, apalagi, Memory of the World.

Sedemikian istimewanya Cerita Panji, namun ternyata masih diabaikan begitu saja. Cerita Panji adalah harta karun bangsa Indonesia yang selama ini ditelantarkan. Ironisnya, sampai dengan saat ini tidak ada 1 (satu) bukupun yang menjelaskan apa itu Cerita atau Budaya Panji, kecuali buku ini “Memahami Budaya Panji”. Berminat? Silakan kontak langsung penulisnya melalui emal: henrinurcahyo@gmail.com, atau SMS/WA: 0812 3100 832. Salam Panji.

 

 

[1] Karena itu saya menulisnya Cerita Panji (dengan huruf C besar, bukan c kecil).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun