Dan sekarang, masih pantaskan kita hanya sekadar mengenang Cak Kadar tanpa berusaha menghidupkan kembali warisan-warisannya yang mati? Kalau toh masih bisa diselamatkan diluruskan, diberbadayakan, dan revitalisasi, itulah yang sesungguhnya akan menjadi doa paling mujarab bagi Cak Kadar di alam keabadian sana. Apa boleh buat, sampai dengan sekarang ini masih belum lahir Cak Kadar baru di Surabaya. (*)
Henri Nurcahyo, penulis lepas
(Dimuat di Jawa Pos, Minggu, 13 April 20140
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H