Mohon tunggu...
Henrikus Harkrismoyo Vianney
Henrikus Harkrismoyo Vianney Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa S1

Saya adalah seorang mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Hobinya mendengarkan lagu, menulis, dan menjadi pembawa acara.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Serba-Serbi Jurnalisme Multimedia Masa Lalu dan Kini

21 November 2023   05:29 Diperbarui: 21 November 2023   05:36 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jurnalisme multimedia. Sumber: freepik.com

Reuters Institute dengan Universitas Oxford (dalam Saptoyo dan Galih, 2022) pernah melakukan riset tentang pola konsumsi berita dan pasar digital global termasuk di Indonesia. Dalam riset tersebut dihasilkan data bahwa masyarakat lebih cenderung memilih media online dan sosial sebagai sumber berita paling populer. Datanya adalah sebesar 88% dari media online, 68% dari media sosial, 57% dari televisi, dan 17% dari media cetak seperti koran, majalah, dan sejenisnya. Berdasarkan data tersebut artinya media online dan sosial ini sangatlah mendominasi pola konsumsi berita masyarakat.  

Deuze (dalam Widodo, 2020, h.27) mengungkapkan bahwa terdapat empat trend yang berhubungan dengan kebiasaan orang dalam mengakses informasi berita. Pertama, membaca. Dalam hal ini, khalayak memang lebih memilih membaca melalui online karena sifatnya yang fleksibel kapan saja, dimana saja, serta topik yang diberikan langsung up to dated. Kedua, menonton. Maksudnya adalah khalayak semakin didekatkan pada aspek penyuntingan gambar dan video berkecepatan tinggi. 

Lalu, mendengarkan. Khalayak atau audiens kini bukan lagi mendengarkan radio, tetapi secara online. Biasanya hal ini sangat berkaitan dengan konten audio visual. Terakhir, multitasking. Artinya adalah  khalayak zaman sekarang adalah orang-orang yang sering mengonsumsi informasi secara bersamaan. Misalnya, mendengarkan televisi sambil bermain gawai untuk berselancar di internet. Artinya, ada dua kegiatan langsung yang dilakukan secara bersamaan. 

Arti dari Jurnalisme Multimedia 

Kehadiran berbagai platform berita online atau sosial ternama dan terpercaya di internet sekarang tentu memiliki latar belakang sejarah di belakangnya. Nama-nama situs berita seperti Detik.com, Kompas.com, Tempo.co, Liputan6.com, Tirto.id, dan masih banyak lagi tentu sudah sangat familiar di keseharian kita untuk mendapatkan informasi berita yang aktual dan faktual. 

Situs-situs berita itu termasuk dalam istilah jurnalisme multimedia. Artinya, jurnalisme yang mengkombinasikan antara teks, foto, video, audio, dan interaktivitas di situs website dengan format non-linear (Widodo, 2020, h.24). Tujuannya untuk menyajikan berita atau informasi secara menarik dan informatif bagi khalayak. 

Berkaitan dengan hal di atas, konvergensi juga ikut disinggung di dalamnya. Konvergensi yakni peningkatan kerjasama dan kolaborasi antara newsroom media yang sebelumnya terpisah menjadi bersatu. Kolaborasi ini sangatlah penting karena mengingat media cetak dan penyiaran seperti cara konvensional dahulu perlu berjalan beriringan dengan media online zaman sekarang. 

Mengapa Jurnalisme Multimedia bisa Lahir?

Kehadiran internet ternyata membawa perubahan signifikan dalam lanskap industri media. Di Indonesia sendiri, internet ini bermula pada tahun 1990-an oleh beberapa nama yang kerap disebut di awal sejarah internet di Indonesia. Mereka adalah Rahmat M. Samik Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Onno W. Purbo, Putu Surya, Robby Soebiakto, dan masih ada beberapa lagi (Widodo, 2020, h.43). 

Kini, angka penetrasi internet di Indonesia pun semakin melejit. Survei APJII pada tahun ini mencatat bahwa angka penetrasi internet telah mencapai 78,19% atau 215.626.156 jiwa dari total populasi 275 juta jiwa. Menurut Muhammad Arif, ketua APJII (2023), angka penetrasi ini meningkat 1,17% dari periode sebelumnya. Artinya, tuntutan untuk menyediakan konten dan informasi berbasis multimedia sangatlah tinggi untuk sekarang ini. Terlebih lagi dengan data di atas tentang pola konsumsi berita online oleh masyarakat sekarang.   

Sepak Terjang Jurnalisme Multimedia di Indonesia 

Beraneka ragam logo situs berita online terkini di Indonesia. Sumber: onlenpedia.com
Beraneka ragam logo situs berita online terkini di Indonesia. Sumber: onlenpedia.com

Terdapat beberapa catatan sejarah yang menjadi pionir lahirnya industri media online di Indonesia. Republika online atau Republika.co.id tayang perdana pada 17 Agustus 1994 atau setahun pasca Harian Republika terbit. Pasca itu, Kompas online yang memiliki nama kompas.co.id juga rilis yakni pada tanggal 14 September 1995. Tiga tahun berselang, namanya pun berubah menjadi Kompas.com. Dalam hal ini, Republika dan Kompas online adalah generasi pertama media online di Indonesia yang kontennya hanya memindahkan halaman edisi cetak ke internet (Widodo, 2020, h.44). Pasca itu, mulai muncul platform lain seperti tempointeraktif.com, Bisnis Indonesia.com, dan Waspada.co.id.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun