Memang benar dalam hal pendapatan, film horor Indonesia belum mampu menyaingi film luar negeri karena kuantitas penayangannya yang masih sedikit dibanding film luar negeri.
Selain itu, produksi film luar negeri juga lebih mudah untuk menembus pasar global dibandingkan film horor Indonesia. Belum lagi komentar-komentar negatif yang dilontarkan netizen yang mengatakan film horor Indonesia tidak layak. “Indonesia stop bikin film horor. Tolong banget ini mah.”, “Gak ada ekspetasi tinggi sama film horor Indonesia”, “Mending nonton boboiboy dripda film horor indonesia”, “film horor indonesia, jelek.”, ”Males, film horor indonesia kan jelek jelek”, “Ga pernah berekspetasi tinggi sama horor Indonesia soalnya jelek semua in my opinion abis nonton selalu nyesel dan berasa b aja 🙏🏻”, “jelek, film horor indonesia tuh target pasarnya buat anak SMP doang” dan masih banyak lagi komentar negatif lainnya dari netizen X soal film genre horor di Indonesia.
Meskipun perfilman horor Indonesia telah meraih pengakuan internasional, pendapat negatif dari sebagian netizen masih menjadi tantangan. Faktor-faktor seperti kuantitas penayangan yang lebih rendah dan kemampuan produksi film luar negeri untuk menembus pasar global mempengaruhi pendapatan.
Kendati demikian, Indonesia tetap memiliki potensi besar dalam genre horor dengan karya-karya yang mampu bersaing dengan film horor luar negeri. Perlu upaya lebih lanjut untuk meraih apresiasi yang lebih luas dan meningkatkan citra perfilman horor Indonesia.
Para sutradara maupun produser film horor Indonesia harus terus berinovasi dan belajar dari pengalaman sebelumnya untuk memperbaiki persepsi dan menarik lebih banyak penonton.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H