"Lah curhatmu muesti soal patah hati, kamu kan tahu kalo aku nggak pernah dekat sama cewek. Kan yo wajar aku nggak ngerti soal asmara."
"Makanya! Dengarkan aku cerita. Paham!"
Saya mulai membuka diri, supaya Sendok saat curhat bisa lebih lepas.
"Sama Mawar waktu itu aku kurang dekat apa? Eh malah gagal di tengah jalan. Sama Melati aku kandas. Masak sama Indah juga bakal berakhir tragis!"
Dalam hati saya sebetulnya ingin tertawa, jadi teringat kok kayak lagu ketika saya masih duduk di bangku TK. Mawar, Melati semuanya Indah.
"Aku putus sama Mawar tempo itu, karena katamu, Mawar orangnya sangat spesial, tak pikir-pikir ya mungkin ada betulnya juga."
"Tapi, nggak usah disesali gitu Dok. Kamu ya kalo menurutku sih, nggak ganteng-ganteng amat. Secara penampilan juga pas-pasan. Sudah jelas kamu nggak mungkin bisa ngikutin gaya hidupnya Mawar."
"Melati juga sama. Pas lagi lengket-lengketnya eh malah aku ditinggal nikah."
"Nah itu ada benarnya juga Dok. Coba dipikir-pikir lagi, untuk sampai saat ini kamu belum punya pendapatan yang konsisten. Kalo cuma ngandelin dari royalti menulis menurutku masih kurang. Toh kamu sendiri juga nggak terlalu produktif. Melati sudah jelas bakalan mikir panjang seumpama harus maksa nikah sama kamu."
"Tapi... kalo yang Indah ini, menurutmu bagaimana Hen?" saya rasa, pertanyaan Sendok kali ini mulai masuk ke arah yang lebih serius.
"Begini Dok! Wis enggak usah dipikir dalam-dalam, hubunganmu sama Indah toh sampai sekarang belum punya ikatan asmara yang jelas. Dan ke mana tujuan arahnya juga belum jelas. Apalagi Indah sendiri kelihatannya nggak seberapa terlalu mikirin kamu. Enggak percaya! Coba saja lihat pesan terakhir di watsapmu, belum juga berubah jadi centang biru toh! Kayak gitu, kamu masih mau mikirin Indah!!!"
"Wooo dobol memang bocah ini. Hen, Henri dobol, tak kasih tahu ya. Semenjak aku kenal kamu, entah kenapa aku muesti punya masalah serius soal asmara. Kamu ini memang sahabat yang dobol. Perlu kamu ketahui! Indah barusan saja kirim pesan kalo dia sedang sibuk dengan skipsinya di Bab 3."