Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli Kasar

Sedang menjalin hubungan baik dengan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

3 Buah Kenari untuk Bibi Owa Jawa

30 November 2021   13:09 Diperbarui: 30 November 2021   13:30 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Bibi. Aku petik buah kenari ya?" gumam Kekes kepada Bibi Owa jawa. "Petiklah anakku, petik secukupnya. Pilihlah 3 buah kenari yang terbaik menurutmu untuk Bibi" ujar Bibi Owa jawa dengan senyum wajahnya yang sedang memilah hasil panen perkebunan di wilayah barat.

Panen tahun ini sangatlah melimpah, ini karena ketekunan Bibi Owa jawa yang selalu memperhatikan tingkat pertumbuhan dan nutrisi pada setiap tanaman.

Bibi Owa jawa tau betul, tingkat pemberian nutrisi untuk setiap tanaman yang berbeda. Untuk tanaman ini harus seberapa banyak pupuknya. Pupuknya harus jenis apa dan perlakuannya harus bagaimana. Pupuknya pun tentu yang organik.

Belum lagi pengetahuannya tentang tanah, dia memberikan perhatian khusus untuk hal ini. Tanah ini cocok dengan tanaman ini, kemudian tanah seperti ini cocoknya tanaman jenis ini. Semuanya dengan tekun dia pelajari.

Tak hayal, bila Bajing memperlakukan Bibi Owa jawa dengan sangat istimewa. Beberapa pasukannya diperintahkan untuk belajar kepada Bibi Owa jawa.

Tak hanya itu saja, Bajing pun meminta kepada anaknya Kekes dan keponakannya Bleduk beserta Plecing untuk ngangsu kaweruh (mencari pengetahuan) dari Bibi Owa jawa. Hal itu justru membuatnya merasa bahagia.

Dia merasa anak-anak itu adalah bagian dalam hidupnya. Kekes, Bledug dan Plecing, mampu menghadirkan warna tersendiri dalam kehidupan Bibi Owa jawa.

***

Di sisi lain, di sebuah kesunyian malam. Terkadang Bibi Owa jawa melakukan ritual untuk mengenang anak semata wayangnya. Ritual yang dia lakukan hanya berdiam diri duduk termenung, mengingat kembali masa-masa bahagia bersama anaknya.

Sesekali dia menoleh kebelakang agak mendalam. Dilihatnya 3 anak lucu-lucu yang selalu menemani dirinya, bahagia penuh bunga hatinya. Namun ketika kepalanya menghadap depan dan menunduk, air mata itu tiba-tiba jatuh membasahi pipinya.

Dia betul-betul tak mampu menutupi rasa rindunya yang mendalam pada anak semata wayangnya. Kemudian, dia lampiaskan rasa rindu itu dengan derasnya air mata. Suara isak tangis pun tak mampu dia sembunyikan.

Di saat bersamaan Kekes yang tertidur lelap, bermimpi bila ayahnya sedang menangis sesenggukan karena merindukannya. Menyadari ada yang aneh dengan mimpi itu, Kekes terbangun.

Kekes berusaha mencari maksud mimpi itu, kepalanya bergerak tak menentu, sorot matanya menatap seperti keheranan, alam pikirnya mulai bertanya-tanya. Bukankah ayah tak pernah menangis bila merindukanku!, bukankah ayah akan datang menemuiku bila dia sangat merindukanku!.

Dengan terus duduk dan berpikir, tanganya meraba-raba sisi kiri tempat tidur, ditolehnya kosong tak ada Bibi. Kekes mulai beranjak pelan dari tempat tidurnya, dia melihat sesosok ibu tertunduk dengan suara tangis yang tersedu-sedu.

Kemudian, dipandangnya warna hitam batok kelapa di samping kanan sesosok ibu itu. Di batok itu terukir garis gambar sederhana. Garis gambar berupa sketsa orang tua di posisi kiri dan kanan mengandeng anaknya, dan anak itu berada di posisi tengah.

Tak lama, Kekes menghampiri sesosok ibu itu yang tentunya Kekes tak asing dengan siapa dia.

Mendengar ada langkah yang sedang mendekati dirinya, Bibi Owa jawa menoleh dan mengubah posisi duduknya kearah kanan. Dilihatnya Kekes berjalan pelan, kemudian dia memungut 3 buah kenari di dalam batok kelapa berwarna hitam itu.

Lalu Kekes terdiam sejenak sambil memegang 3 buah kenari itu, Bibi Owa jawa yang masih terlihat dengan basah pipi, seperti tersenyum dan mengerutkan dahi.

"Yang satu ini untuk Bibi, Yang satu untuk Paman Uwa-Uwa, dan yang satu untuk Kekes" ujarnya lirih.

Sontak kata-kata itu mengingatkan Bibi Owa jawa kepada anak semata wayangnya. Tak lama dia pun meraih Kekes, dipeluknya erat-erat. Tangis bahagia pun pecah, seolah sesosok ibu itu sedang memeluk anak semata wayang yang selalu dirindukannya.

Dan malam itu menjadi malam yang sangat istimewa untuk Kekes. Dia kini menjadi banyak mengerti cerita tentang 3 buah kenari dari anak semata wayang Bibi Owa Jawa dan Paman Uwa-Uwa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun