Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli Kasar

Sedang menjalin hubungan baik dengan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bersatunya Dua Sahabat Lama

25 November 2021   20:47 Diperbarui: 25 November 2021   21:06 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sambil menikmati gemuruh air terjun Kuwuk dan Kenti saling bercerita, betapa bahagianya mereka saat ini karena kedatangan Dibal dan Gogor.

Dibal dan Gogor menambah daftar persahabatan yang sebaya dengan mereka. Walaupun Dibal terlahir dari keluarga Singa namun dia tak sebuas ayahnya. Begitupun Gogor, memiliki ayah Harimau, dia sudah memiliki pembawaan yang tenang.

Masih dilihatnya, Rase mengosok-gosok tubuh Dibal. Sedang Gogor sambil menyiram. Mereka begitu tampak akrab. Seperti sudah berkawan lama.

"Dibal !!!" teriak Kenti padanya, "apa kau tak pulang. Bagaimana bila Ayahmu tau sedang kau ada di sini" ujar Kenti

"Aku sudah berkata pada mereka, bahwa aku dan Gogor sedang berpetualang" jawab Dibal.

***

Kini Raja singa dan Pasukan Khususnya mulai mendapatkan titik terang keberadaan anak dan ponakannya. Mereka mendapatkan beberapa bentuk jejak kaki mirip kucing. Namun ini bentuknya lebih besar. Jelas sekali, jejak ini milik Dibal dan Gogor.

Mereka pun terus mengikuti bentuk jejak kaki itu hingga bertemu pada sebuah jalan setapak yang diapit tebing tinggi menuju Negeri Rimba Raya.

Raja Singa mulai berpikir, bila dugaannya benar, Dibal dan Gogor pasti menuju rumah Kancil. Para Pasukan Khusus pun memiliki pemikiran yang sama. Mungkin saja Dibal dan Gogor ingin mencari teman baru.

Raja Singa mulai gelisah, "Aisss, Dibal, Dibal, masalah apalagi yang dibuatnya kali ini, Aiigghh !!!".

Pasukan Khusus memberikan saran, sebaiknya meneruskan menuju rumah Kancil. Kemudian melakukan perundingan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun