Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli

Kadet Ngopa-ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Fabel: Juara Sesungguhnya

24 November 2021   18:32 Diperbarui: 24 November 2021   18:39 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tak lama Dibal kembali bangkit, dia pun kini di posisi keempat. Dan Kenti masih di posisi akhir.

Kuwuk masih terus berlari kencang, diikuti Gogor di belakangnya. Rase sudah semakin jauh di depan.

Kenti dengan sengaja mengimbangi Dibal di posisi keempat. Ia ingin memastikan bahwa Dibal masih mampu berlari, hanya saja dia tak sekencang tadi.

 Tak lama terdengar teriakan menggelegar "akhirnyaaa, aku menang. Juara, juara, juara" ujar Rase dengan badannya meliuk-liuk bahagia.

Kemudian Kuwuk datang di posisi kedua, di susul Gogor posisi ketiga. Dan Dibal di posisi keempat begitupun Kenti di posisi kelima.

Setelah mereka berkumpul semua, Kenti menghampiri Rase, mengucapkan selamat dan memakaikan Mahkota daun mangga di kepala Rase.

Kuwuk, Gogor dan Dibal bersorak-sorak. Walaupun tak menang mereka tetap bahagia.

Kenti mendekati Dibal, menanyakan keadaan badannya. Apakah baik-baik saja. Dibal menjawab singkat, tak apa, insiden kecil, sudah biasa. Hanya badannya penuh kotor karena gesekan lumut-lumut batu.

Rase yang mendengar percakapan Kenti dan Dibal, bertanya dan memastikan lagi, apakah Dibal betul-betul tak apa-apa. Dibal pun memegang pundak Rase, dan berkata, "aman-aman, nih masih kuat berdiri".

Rase pun tersenyum lega. Kemudian dengan tiba-tiba saja, memasangkan mahkota daun mangga di kepala Dibal, "Kaulah juara sesungguhnya. Lihat badanmu penuh perjuangan" kata Rase.

Dibal terkejut dengan kata-kata Rase, ia pun berteriak memanggil saudaranya. "Gogor aku pakai mahkotaaa, aku pakai mahkotaaa." teriaknya bahagia, lalu Dibal berkacak pinggang "Mau menantangku lagi...!!".

Sontak semua terkejut, mengerutkan dahi. Kemudian tertawa bersama. Kini Mereka pun duduk-dudukan sambil menikmati gemuruh suara air terjun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun