Bila apa yang dilakukan Raja Cobra dan panglima Anakonda adalah sia-sia. Kembalilah pulang, atau kalian akan terkena kutukan dewa Tupai.
Mendengar ucapan dari Kancil, mereka terbahak-bahak. Raja Cobra dan panglima Anakonda betul-betul mendapat lelucon dari binatang kerdil ini. Tak perlu berlama-lama kata Raja Cobra sebaiknya panglima Anakonda menyegerakan untuk menyerang dan menyantab daging kancil.
Mendengar kata-kata 'menyantab daging kancil', seketika itu 300 pasukan Tupai bermunculan. Mulai dari atas tebing, belakang air terjun, hingga samping kiri kanan.
Sontak membuat wajah yang tadinya penuh tawa ceria menjadi suram dan suasana berubah mencekam.
"PESTA PORA", ujar kepala suku Tupai.
Tanpa basa-basi, hanya dengan hitungan detik, loncatan para pasukan Tupai mulai mengerumuni para pasukan Anakonda dan Panglimanya. Persis seperti cacing kepanasan yang dikerumuni semut. Menggeliat tak menentu. Sedikit demi sedikit terlihat genangan air terjun berubah warna menjadi merah. Warna merah itupun mulai mengeluarkan bau anyir hingga menyengat hidung Raja Cobra, kemudian dilihatnya dengan seksama panglima Anakonda dan pasukannya, sudah tak bernyawa.
Tak ingin bernasib sama, Raja Cobra mulai membalikan badan. Namun sayang baru saja berbalik badan, dengan kelincahan, Tupai sudah berada didekat kepalanya.
"Ingin bernasib sama" ujar Tupai dengan sorot mata tajam menghadang Raja Cobra.
"Ti-Tidak, Dewa" kata Raja Cobra terbata-bata ketakutan.
"Tarik pasukanmu dan Segera tinggalkan Rimba Raya, SEKARANG !!!", ujar Tupai dengan nada lantang.
Tak lama mendengar kata-kata lantang itu, Raja Cobra bergegas dengan cepat meninggalkan wilayah selatan bersama pasukannya.