Bahkan, beberapa pasukan Garangan ada yang mengalami penangkapan dan kami tak tahu kemana mereka pasukan citah membawanya.
Melihat wajah Rase yang begitu ketakutan, Tupai mendekat dan memeluknya erat-erat. Sambil menenangkan emosinya, Tupai mengelus dada Rase dan bergumam, "Pergilah keselatan sesegera mungkin, temukan Kancil dan ajaklah mereka untuk melakukan perlawanan".
Kemudian Rase pun bergegas, berlari cepat, menghilang menuju arah selatan.
***
Mendengar cerita dari Tupai, keadaan wilayah timur lebih mengenaskan. Bajing memutuskan untuk mendahulukan wilayah timur untuk diselamatkan. Bajing berjalan mendekati Kampret, Tupai pun turut mendengarkan.
"Segera temui Kancil, agar mempercepat perjalanan menuju alun-alun. Aku dan pasukanku akan segera menyusul. Ada yang ingin kusampaikan padanya tentang perubahan rencana. Aku mengandalkanmu Kampret" gumam Bajing sambil mengelus pundaknya. Tanpa membuang waktu, kampret pun terbang dan bergegas menemui Kancil.
Dengan membalikkan badan, menghadap ke Tupai, Bajing mendekat dan berpesan "Aku menitipkan Kekes dan Bledug padamu. Latihlah mereka cara bertempur. Karena hanya dirimu yang bisa kuandalkan untuk menghadapi situasi seperti ini." Tupai pun manggut-manggut dan tak terasa tangan Bajing dan Tupai memegang pundak, saling menguatkan tekad.
***
Suasana tenang di wilayah barat seketika berubah. Burung-burung di sekitarnya beterbangan, suara gemuruh di berbagai sisi. Dilihatnya dari arah belakang, anaknya Kekes berdiri di punggung jenderal Gajah, diikuti dengan jenderal Badak.Â
Mereka datang dengan puluhan pasukan. Senyum bahagia terlihat di wajah Bajing. Berharap kekompakan ini akan membawa kemenangan di pihak rimba raya.
Setelah mereka berkumpul di hadapan Bajing. Kekes turun dari punggung jenderal gajah, mendekati ayahnya. Bajing memeluk Kekes erat-erat, kemudian mengantarkan kearah Tupai. Tak lama, kemudian Bledug pun turut mendekat, belalainya membelai Paman Tupai.