Bombardir pasukan buas yang dimiliki pangliman Harimau dan dan pasukan Citah semakin hari semakin tanpa pandang bulu. Belum lagi kiriman pasukan yang terus berdatangan dari negeri belantara tandus. Ini membuat wilayah utara dan wilayah timur semakin banyak kehilangan populasi.
Hal ini pun terus memicu perlawanan secara gerilya dari kalangan binatang seperti Musang Luwak dari wilayah utara. Dan Garangan dari wilayah timur.
***
Perlawanan demi perlawanan yang dilakukan Musang Luwak untuk merebut kembali wilayah utara tak berpengaruh terhadap kekuatan yang dimiliki panglima Harimau. Banyak anggota dan para kerabat Musang Luwak berguguran. Serangan gerilya pun tak mampu membuahkan hasil yang maksimal.
Kini yang mampu Musang Luwak lakukan hanyalah mempertahankan agar populasi wilayah utara tak terus menerus berkurang banyak.
Di tengah-tengah malam, saat bulan purnama tak ada. Musang luwak, menemui anaknya Kuwuk. Berpesan, agar kiranya Kuwuk pergi keselatan, meminta bantuan Kancil.
Namun Kuwuk menolak permintaan ayahnya berkali-kali. Ayahnya pun membesarkan hati Kuwuk, bahwa generasi Musang Luwak tak boleh punah. Harus ada penerus dari cita-cita mereka. Merebut kembali wilayah utara dari pasukan Harimau.
Mendengar permintaan ayahnya, dengan berat hati Kuwuk pun mengiyakan permintaan itu. Ayahnya berkata, mungkin dipertengahan jalan, bila bertemu dengan Garangan, sampaikan salam ayah padanya. Bahwa rimba raya harus tetap bersatu untuk melakukan perlawanan.
Di malam yang gelap gulita itu, sepasang ayah dan anak pun harus berpisah. Musang luwak menggapaikan tangan kepada Kuwuk, dadanya membusung. Seolah ingin mengatakan pada anaknya, ayahmu masih memiliki semangat juang mempertahankan wilayah utara.
Semakin jauh langkah Kuwuk, hingga tak terlihat lagi bentuk badannya. Menghilang di kegelapan malam.
***
Di sisi lain, Kancil kedatangan seorang tamu bernama Kampret. Kampret mengabarkan kini sudah bukan lagi saatnya untuk melakukan perundingan (diplomasi). Sudah terlambat, kini saatnya berbenah mengembalikan keadaan rimba raya seperti dulu.
Kancil pun manggut-manggut, kemudian dia memutuskan. Membawa beberapa pasukan untuk menuju wilayah utara. Membantu sahabatnya musang luwuk. Tentunya sebelum berangkat, kancil berpesan pada Kampret. Agar segera mengirim pesan kepada Bajing. Kiranya membawa bala tentara Gajah dan Badak untuk berkumpul di alun-alun yang terletak di tengah-tengah rimba raya.
Kampret dengan bergegas menyampaikan pesan itu dan pergi terbang menuju wilayah barat.
Sebelum berangkat Kancil mendekati anaknya yang bernama Kenti. Dia berpesan, ayahnya akan pergi ke wilayah utara. Membantu sahabatnya Musang Luwuk. Dengan mengelus dadanya, Kancil mengingatkan. Agar kenti selalu berlatih kecerdesan, agar mampu menjaga wilayah selatan dengan kecerdikan.
Kenti terlihat tegar, dia percaya pada ayahnya. Suatu hari nanti, ayahnya pasti akan kembali dalam keadaan selamat dan menang.
Kancil pun bergegas dan berangkat dengan diiringi beberapa pasukan. Hanya dengan hitungan detik, mata Kenti sudah tak melihat lagi keberadaan ayah beserta pasukan kancil. Di bawah lorong dekat air terjun itu Kenti seorang diri. Hatinya pun mulai merasa kesepian.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H