Di sisi lain, Kancil kedatangan seorang tamu bernama Kampret. Kampret mengabarkan kini sudah bukan lagi saatnya untuk melakukan perundingan (diplomasi). Sudah terlambat, kini saatnya berbenah mengembalikan keadaan rimba raya seperti dulu.
Kancil pun manggut-manggut, kemudian dia memutuskan. Membawa beberapa pasukan untuk menuju wilayah utara. Membantu sahabatnya musang luwuk. Tentunya sebelum berangkat, kancil berpesan pada Kampret. Agar segera mengirim pesan kepada Bajing. Kiranya membawa bala tentara Gajah dan Badak untuk berkumpul di alun-alun yang terletak di tengah-tengah rimba raya.
Kampret dengan bergegas menyampaikan pesan itu dan pergi terbang menuju wilayah barat.
Sebelum berangkat Kancil mendekati anaknya yang bernama Kenti. Dia berpesan, ayahnya akan pergi ke wilayah utara. Membantu sahabatnya Musang Luwuk. Dengan mengelus dadanya, Kancil mengingatkan. Agar kenti selalu berlatih kecerdesan, agar mampu menjaga wilayah selatan dengan kecerdikan.
Kenti terlihat tegar, dia percaya pada ayahnya. Suatu hari nanti, ayahnya pasti akan kembali dalam keadaan selamat dan menang.
Kancil pun bergegas dan berangkat dengan diiringi beberapa pasukan. Hanya dengan hitungan detik, mata Kenti sudah tak melihat lagi keberadaan ayah beserta pasukan kancil. Di bawah lorong dekat air terjun itu Kenti seorang diri. Hatinya pun mulai merasa kesepian.Â