Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli Kasar

Sedang menjalin hubungan baik dengan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selagi Ada Kesempatan

20 Oktober 2021   06:50 Diperbarui: 20 Oktober 2021   08:09 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambil berlari menaiki anak tangga kelantai 5. Terbayang betul, angan-anganku terbayar lunas. Betapa bahagianya pada hari itu, betul-betul untuk pertama kalinya memiliki hape berkamera.

Aku membelinya dari sebuah konter milik teman. Dia menawarkan hape bekas, Nokia 6610, dengan harga yang betul-betul sesuai dengan celengan babiku. Hasil dari memeras keringat kerja serabutan.

Sore itu, adalah moment yang memang cukup lama kutunggu-tunggu. Di puncak tingginya gedung UKM Lt.5. Menyaksikan pancaran sinar orange yang menyelimuti langit kota Malang. Hingga terbenamnya matahari diantara bukit dan pegunungan.

Akupun mengabadikan langit itu walaupun hanya sekedar menggunakan kamera hape. Kusyukuri dengan segala nikmat yang kupunya, tiada sebahagia diriku kala itu. Sembari duduk diatas genting dekat tandon hingga kudengar suara panggilan azan.

Seorang sosok kurus kerempeng datang mendekat. Dulunya dia kukenal dengan panggilan "Paijo", kini aku harus memanggilnya Aries, akan tetapi lidahku lebih mudah menyebutnya Aris.

"Ris?" Sapaku dengan memamerkan hape baru.
Dulu di antara penghuni UKM, Si Aries ini hapenya sudah yang paling bagus, Sony Ericsson T610 seingatku. Sering aku pinjam untuk telp Bapak dan mamaku di kalimantan.

"Hape baru yo?" tanyanya
"Bekas Ris. Eh, tapi pernah baru loh." jawabku
"Pantesan aneh." tanya Aries
"Aneh apanya?" tanyaku balik
"Suara dentum kakimu itu loh kedengaran sampe UKM LDI" jawab Aries
"Oalah, ta kira aneh hapenya" gumamku.

Entah apa yang ada di pikiranku kala itu. Apa mungkin efek bahagia yang berlebihan sehingga membuat diriku terlena meneruskan bincang-bincang.

"Ris?" panggilku, "Heem" Gumamnya.
(Oh ya, Setelah ganti nama Paijo menjadi Aries. Setelah itu juga gelar Cak pada diriku hilang). Lanjut ya, cuma Breaking News aja tadi.

"Gini luh Ris. Maksudku, UKM sekarang kan lagi redup, dari angkatanku saja yang 2004, bisa di hitung dengan jari." tanyaku,
"Gini Hen, bicara itu harus ada akurasi datanya, jangan ngasal ae. Ceplas-ceplos, coba kamu urai dulu. Harus ada hulu dan hilirnya" balas Aries.
"Loh udah luh Ris, pernah aku bahas di catatan sebelumnya di Kompasiana juga, makanya, baca'en toh Ris. Di catatan 'Memasuki Dunia Non Akademik'. Ayo coba baca'en. Itu ada garis besarnya." sewot juga aku lama-lama, si Aries sambil utak-atik hape. Melanjutkan "Percuma toh aku ngowos selama ini kalau nggak dibaca" gumamku,
"luh, iya'e!, sik, sik, coba kubaca dulu" jawab Aries.
"Cepetan Ris, bacanya. Keburu malam seru ini" gumamku lagi.
"Sik ta Hen, sabaar" kata Aries sedikit ngGas.
... ... ...
"Gimana, benerkan?" tanyaku.
"Heemm. Benar datamu. Tapi konteksnya sekarang kan bukan karena datanya. Tapi redupnya?" jawab Aries
"Lah iya toh Ris, ngomongin redup sama data kan saling sinkron diantara keduanya" tanyaku,
"Ya belum tentu" jawabnya.
"Belum tentu gimana toh Ris!, lama-lama kok mbulet sih pikiranmu" gumam ku,
"Yang mbulet itu pikiranmu Hen" balas Aries.

"Sik,sik Ris. Gimana ya jelasinnya" kataku,
"Wis, enaknya gimana Hen?" tanyanya.
"Oke gini Ris. Tantangan UKM kedepan adalah minimnya minat mahasiswa untuk berorganisasi. Imbasnya takkan lagi ada penerus atau kaderisasi" gumamku
"Oke, kita simpan dulu yang penerus atau kaderisasi" jawabnya, melanjutkan "Hen, UKM itu nggak ada 'Tantangan'. Tapi, yang ada Visi dan Misi. Selama kepengurusan yang lama masih sejalan dengan Visi Misi. Ta jamin, bakal ada penerusnya." katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun