Mohon tunggu...
Henri Koreyanto
Henri Koreyanto Mohon Tunggu... Buruh - Kuli Kasar

Sedang menjalin hubungan baik dengan Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Budaya Wajib Lapor sebagai Warga Baru

15 Oktober 2021   08:18 Diperbarui: 15 Oktober 2021   11:01 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Responnya Sinta gimana Jo?" tanyaku
"Dia tersenyum." jawabnya
"Weeh, uhuy, asoi geboi" gumamku
"Sambil ta teriakin woe kenalin namaku Paijo. Dah ya ta tinggal dulu ke atas, lanjutin banting-bantingnya" kata Paijo
"Gendeng Paijo itu, jangan ditiru Hen" gumam Mas Bagus
"Yang lucu lagi Gus, dia itu ngikutin aku sampai duduk di kursi ini Gus" kata Paijo sambil menunjuk kursi yang kududuki

"Walah, Jo jangan ngawur" gumamku agak panik, melanjutkan "Mas, Mas, ayo sini, sini tuker, tuker, sampean duduk sini, ayo. Ayo, Mas"
"Wis gak, gak udah terlanjur kok, kamu yang duduk situ" jawab Mas Bagus
"Tenang, tenang Cak. Aku udah bilang sama Sinta, nanti ada temenku datang" kata Paijo, melanjutkan "Dia orangnya baik, Gak ganteng, jelek cuma enggak, tapi dikit. Nggak penakut, cuma bernyali kecil aja"

"Sama aja Jo, ngowos" jawabku
"Tapi dia janji nggak gangguin kamu" kata Paijo
"Ah, tau gitu aku kos aja Jo, rumit masalahnya" gumamku
"Nggak, nggak. Aman kok Cak, Sinta udah ngerti" kata Paijo lagi
"Halah, nggak percaya aku, kebanyakan bangsa 'memedi' sukanya usil" jawabku
"Yang penting kamu jangan aneh-aneh Cak selama di UKM" kata Paijo
"Aneh-aneh gimana Jo?" tanyaku
"Ya, pokoknya jangan aneh-aneh aja" jawab Paijo, melanjutkan "Jangan meludah sembarangan. Jangan kecing sembarangan. Jangan buang sampah asal-asalan. Ya pokoknya jangan aneh-aneh"

"Ah kalau gitu mah gampang Jo" jawabku, melanjutkan "Eh, dia kok bisa ada di sini gimana ceritanya Jo?" tanyaku
"Pokoknya dia kecewa sama cowoknya. Bunuh diri" jawabnya
"Cowoknya nggak tanggung..." tanyaku agak penasaran
"Ah, udah ah. Masa' nggak paham-paham Cak, LoLa (loading lama). Nggak baik, orang udah nggak ada diungkit-ungkit. Kasihan" jawab Paijo
"Dari kampus sini Jo, dia?" tanyaku lagi
"Nggak, dari kampus lain" gumam Paijo
"Berarti cowoknya dari kampus sini dong?" tanyaku lebih detail
"Ya nggak juga" jawab Paijo
"Terus ngapain dia nyasar kesini" gumamku
"Disini enak kata Sinta. Gedungnya banyak, sepi, dan juga dia satu-satunya yang paling cantik" kata Paijo, melanjutkan "Lah kamu sendiri, udah pamitan belum, waktu kesini"

"Ya sudah lah Jo" jawabku
"Oh," gumam Paijo
"Pamitan di mana?" tanya Mas Bagus
"Ya pas sampean anter kemarin itu Mas. Udah sampai UKM, aku la pamitan kencing toh. Itu sebenernya aku mo pamitan juga sama penghuni gedung. Aku berdiri aja di belakang musholla, habis itu, Ya, pokoknya aku ngomong aja, 'Mbah cucumu datang kesini mau belajar mohon dukungannya' udah gitu aja. Pesen Bapak ku gitu, kalau datang ketempat baru. Aku tinggal ganti redaksinya aja" jawabku

"Oh, pantesan..." kata Paijo
"Wis, wis Jo. Ayo lanjut ke kosmu ambil CPU lagi" gumamku kepadanya
"Hehehe, dia takut Gus" kata Paijo

Mas Bagus tersenyum lucu. Dan kami mulai bersiap-siap untuk ke kos Paijo ambil beberapa perangkat yang masih tersisa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun