Untuk kesekian kalinya aku berbincang singkat dengan Paijo. Tapi kali ini, dia betul-betul memiliki waktu luang. Tepatnya hari jumat malam sabtu, yang kebetulan dan memang hari liburnya pegawai ASN sabtu-minggu. Sedangkan aku hanya kuli borongan yang tak menentu kerjanya.
Bincang kali ini tak lupa, kusiapkan kopi dan udut, sebelum tulisan "Memanggil" berubah menjadi "Berdering". Tak lama kemudian angka 00:01, tanda menit durasi bicara sudah dimulai.
"Gimana cak?" tanya Paijo, "Oke Jo, lanjut yo, cerita yang kemarin itu" jawabku, "Oh, yang itu" kata Paijo, "Heemm" gumamku
"Sampai dimana kemarin cak, ceritanya?" tanya Paijo, "Udah, diulang aja Jo. Aku juga nggak sambil nulis kemarin" jawabku
"Tapi ini sudah bawa oret-oretan cak?" tanya Paijo, "Oh tentu Jo, aku kan orangnya selalu prepare" balasku
"Cakep," kata Paijo, "Dari dulu Jo, cuma kamu nggak pernah mengakui" balasku, "Pret" gumam Paijo, "Nih, dengerin baik-baik ya anak saleh?" kata Paijo, "Siap," jawabku
"Eh cak, bentar dulu. Kejadian diusir dari Masjid Muhajirin masih inget?" tanyanya mendadak, "Masih lah, emang kenapa Jo?" tanyaku balik, "Gimana perasaanmu cak?" ia bertanya lagi, "Sedih Jo" jawabku, "Huwih, bisa sedih juga ternyata" kata Paijo,"Ngowos Jo" balasku, melanjutkan "Gimana nggak sedih, diusir pas tanggal tua"
"Hah, haaa. Sudah kukira" gumam Paijo, melanjutkan "Ditemenin Mas Bagus kan tapi?"
"Iyo ditemenin, habis tu dianterin sampe UKM" jawabku, (UKM maksudnya Sekretariat LDI lt.3) melanjutkan "Dan kamu baru datang, pas Mas Bagus pergi beli makan"
"Aku yang nyuruh cak" katanya, "Luh! Maksudnya Jo" aku penasaran, "Aku yang nyuruh cak, Mas Bagus beli maem itu aku yang nyuruh" jawabnya paijo, "Oalah, aku kira kamu yang nyuruh ngusir aku Jo" balasku
"Luh, emang bener cak!" kata Paijo