Liga Inggris musim 2014-2015 telah beberapa waktu berakhir. Menurut rencana, awal Agustus Liga Inggris akan datang kembali. Cuma yang menjadi pertanyaan, adakah teve nasional atau isitilahnya teve pahe (paket hemat) alias teve tak berbayar yang bersedia menayangkan liga termahal di duni ini?
Saya tak tahu apakah Hary Tanoe bersedia memborong dan menayangkan Liga Inggris seperti beberapa tahun sebelumnya? Kalau tidak, apakah ini karena biaya politik HT membesar? Ah, rasa-rasanya tidak. Sebab, beberapa waktu terakhir banyak unit bisnis HT yang melakukan ekspansi modal, termasuk meluncurkan INews TV.
Lalu, siapa taipan teve berikutnya yang mau menayangkan Liga Inggris ini secara cuma-cuma? Berharap pada grup SCTV/Indosiar, sebenarnya agak berat hati. Sebab, edisi musim lalu saja pemilik kedua teve ini saja hanya menayangkan 1 game per minggu, dan itu pun sering bukan pertandingan big match.
Berlangganan teve kabel? Ah, ini yang rasa-rasanya mustahil. Sebab, isi kantong pas-pasan, lebih banyak dialokasikan untuk belanja dasar kebutuhan rumahtangga. Sebagai kepala rumahtangga, tentu saja saya harus pasrah dan mengalah terhadap alokasi belanja ala "meneteri keuangan keluarga" alias istri tercinta.
Lagipula, kalau pun berlangganan teve kabel yang di luar Beinsport, sudah pasti tak dapat Beinsport 3 yang sering menyiarkan bigmatch. Pastinya sering dapat Binsport 1-2. Bahkan saya di musim lalu berlangganan teve kabel dengan janji dapat Beinsport 1 dan 2. Tapi apa lacur, ternyata teve kabel itu tak lagi menayangkan Liga Inggris.
Tak ada penjelasan resmi kenapa Liga Inggris (di)lenyap(kan) dari teve kabel itu. Padahal janjinya dulu ada. Tapi ya sudahlah, kalau saya protes, itu akan menghabiskan waktu. Sementara di sisi lain, saya harus bekerja demi mencari "sesuap nasi sebongkah berlian" ------> ha....ha....ha....asli ngawur...
Tapi apapun itu, datanglah engkau Liga Inggris ke teve tak berbayar. Awak yang orang awam dan rakyat jelata ini butuh hiburan psotif, bukan hiburan negatif seperti tayangan pornografi. Sebab, kalau nonton Liga Indonesia, maka saya harus menunggu sabar tuntasnya revolusi PSSI dan skema kompetisi sepakbola ala Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nachrawi.
Sebagai informasi, kalau pun Liga Indonesia diputarkan di musim lalu di teve tak berbayar, saya tak pernah tertarik menontontnya. Karena di Liga Indonesia itu sering digabungkan olahraga lain oleh para pelaku sepakbola nasional seperti tinju (pemukulan pemain terhadap wasit), atau skor pertandingan yang rasa-rasanya bisa ditebak sebelum kita nonton sekali pun.
So, welcome back English Premier League! Wahai kalian para taipan teve Indonesia, hiburlah kami dengan tayangan Liga Inggris. Jangan liga-liga Eropa lainnya yang jam tayangnya adalah jam tayang para petugas ronda malam alias dinihari!!!
Â
Â
