Mohon tunggu...
Heno Bharata
Heno Bharata Mohon Tunggu... -

Berusaha Hidup Sebaik Mungkin

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Thankyou Verymuch, Mr Liverpool (Catatan untuk Steven George Gerrard)

3 Januari 2015   05:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:55 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Thankyou verymuch, Mr Liverpool. Terimakasih sebesar-besarnya, Tuan Liverpool. Ya,  kalimat pendek namun sarat makna ini pantas disampaikan oleh para Liverpudlian, all of  The Kopites di seluruh dunia kepada sang maestro, si Tuan Liverpool Football Club (LFC) saat ini, Steven George Gerrard.

Pria tampan nan kharismatik ini lahir di Whiston, Liverpool, Inggris, 30 Mei 1980,dan mengabdi di Liverpool Football Club sejak usia 8 tahun. Ia memeroleh kontrak profesional pertamanya pada tanggal 5 November 1997 berkat "campurtangan" pelatih tim senior, Roy Evans, yang melihat bakat luarbiasa dari seorang SG, inisial Steven Gerrard.

Lalu, setahun kemudian,saat LFC dilatih oleh pelatih berkebangsaan Perancis, Gerard Houlier, SG diberi kesempatan bermain perdana melawan Blackburn Rovers pada 29 November 2008 menggantikan Vegard Heggem asal Norwegia.  Saat ini, kalau tidak salah, nomor punggung SG adalah 18, sementara nomor 8 dipakai oleh striker Emile Heskey.

Tahun 2001, SG  bersama Michael Owen berhasil membawa gelar treble di musim 2001, yakni piala UEFA, Piala FA, dan Piala Liga, plus Piala Charity Shield dan Piala Super UEFA. Ada banyak hal yang pantas dikenang dari seorang SG. Namun yang paling diingat adalah kemampuannya memotivasi rekan-rekannya saat tim sedang terpuruk. Salahsatunya adalah dengan menunjukkan permainan penuh semangat walau SG sedang ditepa cedera.

Ada 2 peristiwa yang layak penulis ajukan untuk menggambarkan karakter SG tersebut, yakni final Liga Champion di musim 2004-2005 di Istambul, Turki, dan final Piala FA melawan West Ham United tahun 2006. Dalam final Champion, kita tahu pertandingan itu diakui FIFA, UEFA, dan komunitas sebagai sebuah pertandingan yang menakjubkan. Saat LFC kalah 0-3 dari AC Milan di babak pertama, semua orang merasa tim asal Italia itulah yang akan juara.

Tapi, pelatih Rafael Benitez saat itu mengingatkan pemain tentang dukungan dan nyanyian You'll Never Walk Alone para supporter. SG -saat itu usia 24 tahun- di lapangan pun menunjukkan jiwa kepemimpinan dan menginspirasi tim dengan gol sundulannya. Kita tahu, sesudah gol SG, gol Vladimir Smicer dan Xabi Alonso pun menyusul. Full time menjadi 3-3. Lalu hingga adu penalti, berkat Jerzy Dudek, LFC menjuarai Liga Champion.

Begitu juga saat final Piala FA versus West Ham United. Kondisi LFC pun saat ini nyaris kalah ketika tendangan voli menakjubkan Konchelsky dari sisi kiri jauh menjadi gol (uniknya, pemain ini kemudian menjadi pemain LFC saat dilatih dalam waktu singkat oleh Roy Hodgson, kini pelatih Tim Nasional Inggris).

Tapi SG adalah Mr Liverpool FC, Dia adalah seorang penginspirasi. Gol perdana LFC versus West Ham saat itu diinspirasi SG, gol kedua hasil tendangan voli SG, dan gol ketiga di menit 91 adalah tendangan gledek SG. Ingat, saat itu kaki kanan SG dalam keadaan kram luarbiasa.

SG memilih bertahan, menahankan sakitnya dan tak mau membuat LFC kalah. Sisa penambahan waktu harus dimaksimalkan. Dan benar. Tendangan spektakuler itu berbuah gol sehingga skor menjadi 3-3, lalu LFC menang saat drama adu penalti. Saat itu kiper LFC adalah Jose Manuel "Pepe" Reina. SG memang sangat menginspirasi.

Namun, WAKTU adalah hakim terbaik yang memberitahu kita untuk kapan berhenti mengabdi walau kita begitu tulus mencintai klub sepakbola kita.  Sejak berumur 32, SANG WAKTU telah memberi warning bagi SG untuk bersiap-siap istirahat, menghentikan roda cintanya pada LFC. Tapi SG tak mau menyerah. Ia memberontak pada putusang SANG WAKTU.

SG bersiasat. Ia memutuskan berhenti main untuk tim nasional Inggris dan pasrah tak bisa memberikan piala Eropa atau Piala Dunia pada Inggris. Tapi tidak untuk LFC. Dia -sama seperti warga dan pendukung LFC- berikrar "We are not England, We Are Scouser". Scouser adalah julukan bagi warga Liverpool.

Kenapa SG  "memberontak" terhadap keputusan SANG WAKTU? Sebab, ia ingin memutuskan dahaga klub dan suporter  yang tak pernah menjuarai Liga Inggris sejak 1991, terutama saat format berubah menjadi English Premier League pada tahun 1992. Tahun 1998-1999, SG muda dan LFC yang dilatih Gerard Houlier menduduki posisi nomor 2, nyaris menjadi juara.

10 tahun kemudian, musim 2008-09, saat dilatih Rafael Benitez, SG dan LFC harus duduk di urutan 2, dengan beda 4 poin dari Manchester United yang berhasil mengalahkan rival sekotanya, Manchester City dengan mudah. Dan tahun lalu, adalah peluang terakhir SG membawa klub kesayangan menjadi juara EPL. Saat itu para suporter pun merasakan denyut juara itu.

Namun sayang, saat pertandingan melawan Chelsea di Anfield,  SG terpeleset. Chelsea yang saat itu menggunakan skema permainan "parkir bus" membuat momen terpeleset SG di akhir babak pertama itu dengan gol Demba Ba. LFC akhirnya kalah oleh Chelsea oleh serangan balik di menit akhir babak kedua.

Saat melawan Crystal Palace di stadion Shelrust Park, giliran para bek dan kiper Simon Mignolet yang bikin blunder, sehingga ketika sudah menang 3-0, malah akhirnya bisa menjadi seri 3-3. Gelar juara pun melayang ke klub Manchester City dengan beda 1 poin saja. Manchester City sendiri beberapa tahun terakhir adalah klub kaya raya milik saudagar minyak Arab.

SG akhirnya sadar. "Pemberontakkannya" terhadap SANG WAKTU harus diakhiri. Ia tahu SANG WAKTU membiarkan dirinya "memberontak" demi membuktikan kecintaannya pada klub, Liverpool Football Club. Ia sudah 3 kali merasakan "nyaris juara" dan harus melihat "hinaan" rival derby Inggris, Manchester United yang berhasil melangkahi gelar 18 juara Liga Inggris milik Liverpool Football Club.

Tapi SG sebenarnya tidak sia-sia. Sebab, sejak umur 8 tahun dia telah mengabdi pada klub dan memberikan 10 gelar juara dan 180 gol dari 695 penampilan bagi klub sejak umur 8 tahun. Jadi, ingat, SG tak mengabdi selama 17 tahun, tetapi sejak umur 8 tahun: HITUNG SAJA SENDIRI.

Bila di musim ini SB bisa memberikan gelar juara Piala Liga, Piala FA, dan PIala UEFA (kalau juara English Premier League kayaknya mustahil melihat penampilan LFC saat ini), maka torehan prestasi SG akan luarbiasa.

Mr Liverpool, terus terang, penulis sangat sedih bila Mr Liverpooll meninggalkan klub. Penulis tak mau sombing dengan mengatakan ungkapan klasik setiap pelatih Liverpool: tak ada pemain yang besar melebihi Liverpool Football Club. Penulis tak mau sombong dengan ungkapan itu karena engkau, Mr Liverpool, justru mengabdi demi kebesaran klub itu sendiri.

Namun, mengutip sebaris puisi Amir Hamzah:"Lalu waktu bukan giliranku..", penulis harus sadar keputusan SG adalah tepat. Gelar EPL mungkin tak terpenuhi dan hanya mendapat gelar "nyaris menjadi juara" sebanyak 3 kali. Penulis sadar tak boleh egois dan sentimentil dengan memaksa SG harus bertahan di klub. Sebab, kalau itu dilakukan, maka ini justru dijadikan hukuman dari SANG WAKTU kepada SG. Bisa saja SANG WAKTU membuat SG bermain blunder sehingga terus ducerca seluruh jagat sepakbola Inggris.

Keputusanmu tepat, SG. Aku bersedih, tapi aku harus maklum sebab SANNG WAKTU telah mengultimatum untuk terakhir kali. Ini bukan perceraian, tapi merupakan proses pendidikan bagi para junior tanpa harus selalu diajarai langsung sang senior, SG. Sekarang, Brendan Rodgers, engkau pelatih. Berilah terus SG peluang terbaik di sisa musim ini. Doakan dan dukung SG untuk terakhir kali. Steven George Gerrard, You'll Never Walk Alone, Mr Liverpool.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun