Salah satu peserta Sekolah Iklim Petani Perempuan, Ibu Tina, berbagi kesan positifnya tentang program ini. "Saya merasa sangat terbantu dengan adanya Sekolah Iklim Petani Perempuan. Sebelumnya, limbah sapi menjadi masalah di nagari kami, tetapi sekarang kami dapat mengubahnya menjadi pupuk organik yang sangat bermanfaat bagi pertanian kami. Ini adalah langkah maju yang baik untuk lingkungan dan pertanian berkelanjutan."Â
Dengan melalui proses pengolahan yang tepat, pupuk organik yang dihasilkan dari limbah sapi ini mengandung nutrisi yang diperlukan untuk tanaman dan membantu dalam mempertahankan kualitas tanah dalam jangka panjang. Penggunaan pupuk organik ini juga dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit, sehingga mendukung pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan.Â
Program Officer VICRA, PKBI Sumbar, Henny Puspita Sari  berharap bahwa Sekolah Iklim Petani Perempuan ini dapat menjadi model atau contoh untuk pengembangan lebih lanjut di nagari maupun di Kabupaten Padang Pariaman.Â
Dengan berkolaborasi dan bersinergi, komunitas pertanian di berbagai daerah dapat menerapkan praktik ramah lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan petani perempuan secara menyeluruh.Â
Inisiatif PKBI SUMBAR ini menunjukkan pentingnya pendekatan berbasis keberlanjutan dalam menghadapi perubahan iklim dan masalah lingkungan. Dengan mengubah limbah sapi menjadi pupuk organik yang bernilai, program ini membantu dalam mengurangi dampak negatif limbah pada lingkungan sekaligus mendukung ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan.Â
Semoga inisiatif ini akan terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat petani di Sumatera Barat dan wilayah lainnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H