Di masa awal pandemi, ketika semua orang terfokus pada usaha bagaimana memperkuat imunitas di samping menggalakkan kebiasaan menjaga higienitas, kami terpikir bekerja sama dengan JNE YES untuk berbagi resep rahasia.
Telah sekitar satu tahun saya dan suami membiasakan diri mengonsumsi minuman hasil resep itu. Kami racik dari daun kelor segar ditambah madu, sari buah, dan bahan lain yang semuanya alami. Selama satu tahun itu pula kami merasakan manfaatnya. Saya yang belum lama punya keluhan jantung merasa jadi lebih berenergi, tidak mudah letih, dan lebih lega bernapas. Lever dan ginjal pun baik-baik saja, meski masih sering mengonsumsi obat kimia untuk jantung. Tak ada rasa lelah di ulu hati atau lever, seperti dulu. Agaknya sisa-sisa obat kimia telah dengan rutin terusir dari tubuh saya oleh berbagai zat 'ajaib' yang terkandung dalam minuman kesehatan racikan kami ini.Â
Pembesaran di bagian kanan dalam perut saya yang kerap disertai nyeri pun berangsur-angsur hilang dan normal kembali. Semua khasiat itu saya rasakan hanya dalam waktu 2-3 bulan sejak mulai meminumnya! Suami pun demikian. Selalu sehat dan berenergi, tidak pernah lagi ada gangguan kesehatan. Â
Dengan segenap manfaat yang telah dirasakan itu, kuat keinginan kami untuk berbagi pengalaman kepada orang banyak. Kami pun mulai memutuskan membuat produk minuman kesehatan. Memikirkan merk, kemasan, dan partner ekspedisi pengirimannya. Tak lupa membuat beberapa kemasan tester untuk diberikan kepada keluarga dan relasi, sebelum produk ini kami lempar ke pasar.  Tanggapan mereka, minuman kami segar dan enak. Mereka juga menyukainya karena praktis, tidak perlu repot-repot mencari bahan dan membuatnya sendiri. Tinggal pesan saja pada kami. Mengenai manfaat, lantaran mereka baru saja meminumnya, jadi belum bisa merasakan benar. Namun sebagian dari mereka mengatakan, BAB jadi lebih lancar. Â
Soal bahan baku, kami sangat bersyukur karena daun kelor ada di halaman rumah sendiri. Kami menanam setelah mengetahui berbagai manfaatnya. Bahkan WHO menyebut pohon kelor sebagai super food lantaran kaya vitamin dan zat gizi. Mulai dari antioksidan, vitamin A, B, C, D, E, protein, zat besi, dan lainnya hingga antibiotik dan antiseptik. Betul-betul super!
Kami pun meluncurkan penjualan dengan memperkenalkannya terlebih dahulu pada teman-teman. Melalui pesan WA dan Instagram kami iklankan produk yang kami beri merk Mors, berasal dari kata "Moringa" nama Latin dari tanaman kelor. Sebutan lengkapnya adalah Mors Super Drink.
Selain menggunakan ojol ekspres, kami pun menggandeng ekspedisi pengiriman yang  sepanjang pengalaman kami paling bagus; amanah dan cepat. Apalagi kalau bukan Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE. Dan karena produk kami ini minuman alami yang di dalam dirinya juga sudah mengandung pengawet alami yang membuatnya cukup tahan berada di suhu ruang selama 1-2 hari, maka kami memilih JNE YES (Yakin Esok Sampai).
JNE YES. Teman dan kerabat yang membeli pun puas. Dan kami jadi makin sering mempromosikan Mors sembari tak lupa menyantuni kelompok masyarakat yang paling terpuruk saat pandemi. Di waktu-waktu tertentu kami membagi manfaat dan kesegaran Mors untuk petugas satpam komplek, kuli bangunan, pekerja pabrik, pedagang kecil di jalan-jalan, dan para tuna wisma.
Syukurlah penjualan berjalan baik. Pengiriman selalu tepat tiba dalam beberapa menit dengan ojol ekspres hingga 1 hari denganSuatu hari, di saat pesanan mulai banyak, kami coba-coba menambah partner ekspedisi. Kebetulan banyak ekspedisi baru bermunculan. Iseng saja sebenarnya, tidak ada alasan khusus. Sekadar pengin bagi-bagi rejeki kecil-kecilan. Artinya, biar pemerataan saja. Sekaligus juga mencicipi ekspedisi baru. Jasa kirim tidak lagi kami konsentrasikan ke satu merk, tetapi menjadi dua. Dan rupanya dari sini dimulailah pengalaman yang tidak pernah kami harapkan akan terjadi.
Hari itu kawan lama saya sewaktu kuliah, Lutfi, memesan Mors. Karena sistem jual kami PO 1 hari, keesokannya baru saya kirim. Ini kali pertama Mors dikirim tidak menggunakan JNE. Melainkan paket kilat 1 hari merk lain. Apa yang terjadi kemudian?
Seperti biasa, jika teman membeli, beberapa hari setelahnya kami tanyakan bagaimana kesan mereka. Ketika 2 hari kemudian saya bertanya pada Lutfi yang saat itu ternyata masih tugas di luar kota, dijawab kalau orang rumahnya belum menerima Mors. Bahkan satpam di komplek rumahnya pun mengatakan tidak ada paket untuk Bapak Lutfi.