Mohon tunggu...
Henny S
Henny S Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

penulis yang sangat suka minum kopi dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ku Tunggu di Braga

13 Agustus 2024   13:39 Diperbarui: 13 Agustus 2024   13:57 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Randi menghisap rokoknya dalam-dalam, lalu mengembuskan perlahan. Malam ini Braga terasa sangat dingin hingga menusuk tulang. Angin bulan Desember bertiup kencang. Randi semakin merapatkan jaketnya. Sedari tadi dia sudah menahan hasrat untuk merokok, perempuan yang akan ditemuinya tidak suka kalau Randi merokok. Pertahanannya runtuh, diambilnya sebatang untuk mengusir udara dingin yang begitu menggigit.

Gerimis mulai turun, malam semakin dingin tetapi Randi tak ingin beranjak. Beberapa orang mulai berjalan cepat menghindari gerimis bahkan ada yang memilih berteduh. Randi menikmati tetesan air menerpa kulit wajahnya. Dia mematikan rokoknya yang tinggal separuh, lebih memilih mencium aroma tanah basah yang menyegarkan.

"Perempuan itu juga mencintai hujan," gumamnya. Dia berbicara pada diri sendiri ketika  mengingat perempuan dengan lesung pipinya yang manis. Perempuan yang ditemuinya enam bulan yang lalu.

Saat itu mereka berdua duduk di sini. Randi hanyut dalam lamunannya dan perempuan itu dengan musiknya. Ear phone tersemat di telinganya. Perempuan yang duduk di sampingnya ini menyapa ketika Randi akan menyalakan rokok. "Maaf, bisakah kamu tidak menyalakan rokok? Aku tidak sanggup menghirup asap rokok." Randi mengangguk, memasukkan kembali rokoknya.

"Terima kasih. Kenalkan namaku Nadya." Tangannya terulur, senyumnya terlihat indah.

"Randi," sahutnya dengan nada datar. Dia bukanlah laki-laki yang mudah bersikap ramah pada orang yang baru dikenal.

"Kamu suka Braga?" tanya Nadya. Matanya menatap Randi.

"Entah lah!" Randi menjawab sekenanya.

"Aku suka menikmati malam di Braga. Tempat ini memiliki banyak cerita. Kamu lihat lukisan di depan sana!" Nadya menunjuk lukisan yang berada di seberang jalan.

"Kenapa?"

"Lukisan Starry Night dan Monalisa berdiri berjarak. Seolah Monalisa sedang ikut menikmati malam dengan taburan bintang. Seperti Van Gogh yang melihat malam dari jendela kamarnya." Nadya tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun