Mohon tunggu...
Henny Enzelin
Henny Enzelin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Keperawatan FK Undip Semarang

have a nice day

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Undip Sosialisasi Pelaporan Kematian Covid-19 Saat Isoman

8 Agustus 2021   15:54 Diperbarui: 8 Agustus 2021   15:58 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penanganan Tanggap Kematian COVID-19 saat Isolasi Mandiri/dokpri
Penanganan Tanggap Kematian COVID-19 saat Isolasi Mandiri/dokpri

Semarang (8/8), Meningkatnya kasus COVID-19 di Indonesia pada bulan Juli 2021 menimbulkan berbagai permasalahan di kehidupan masyarakat Indonesia terutama dalam sektor kesehatan masyarakat. 

Pertumbuhan kasus harian yang sempat mencapai angka 54,5 ribu kasus baru per tanggal 15 Juli 2021 menyebabkan tingginya BOR atau Bed Occupation Rate pada rumah sakit yang berdampak pada penuhnya kapasitas rumah sakit dan ketidakmampuan rumah sakit untuk merawat seluruh pasien terindikasi COVID-19. 

Dilansir dari laman idn Times Jateng, BOR pada RS di Semarang sempat mencapai 91 persen pada 3 Juli 2021. Akibat dari tingginya BOR ini, rumah sakit kemudian mengeluarkan anjuran untuk masyarakat melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing apabila gejala yang ditimbulkan telah dinilai oleh dokter bukan merupakan gejala sedang dan berat. Isolasi mandiri dilakukan di rumah yang telah memenuhi kriteria untuk dilakukan isolasi mandiri dan selama isolasi mandiri, ODP (orang dalam pantauan) dan PDP (pasien dalam pantauan) tetap mendapat pengawasan oleh tenaga medis hingga dinyatakan negatif COVID-19 dan selesai melakukan isolasi mandiri. 

Namun menurut Lurah Lempongsari, selama pandemi terdapat beberapa kejadian kematian warga positif COVID-19 selama isolasi mandiri di rumah. Mengutip dari laman media News Setup, terdapat 2.313 kejadian kematian COVID-19 selama isolasi mandiri di luar rumah sakit di seluruh Indonesia. Kematian selama isolasi mandiri sangat mungkin terjadi apabila dalam perkembangan kasus, ODP dan PDP yang mengalami penurunan tingkat kesehatan dan tidak mendapatkan penanganan medis segera. 

Menurut Lurah, permasalahan baru yang timbul dari kejadian kematian selama isolasi mandiri ini adalah bagi warga yang mendapati keluarganya meninggal selama isoman masih kebingungan untuk melaporkan dan mengurus pemakaman jenazah sesuai dengan protokol kesehatan pemakaman COVID-19. 

Pemakaman COVID-19 membutuhkan koordinasi pelaporan dari warga ke pengurus wilayah untuk mengonfirmasi kematian sehingga warga dapat mendapatkan penanganan khusus dari pihak Puskesmas setempat untuk keperluan  pemakaman jenazah sesuai dengan protokol yang berlaku. 

Melihat hal ini, mahasiswa Undip dari jurusan Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran, Henny Enzelin, dengan bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan Dr. Cahya Tri Purnami, S.KM., M.Kes., mengadakan program berupa sosialisasi pada warga Kelurahan Lempongsari khususnya RW 3 Kelurahan Lempongsari tentang tanggap darurat pelaporan dan penanganan kematian COVID-19 selama isolasi mandiri. 

Mahasiswa membuat dan menyebarkan poster berisi mekanisme pelaporan bagi warga yang memiliki anggota keluarga  yang meninggal selama isolasi mandiri untuk mendapatkan tindakan penanganan jenazah yang sesuai dengan protokol pemakaman COVID-19. 

Pembuatan poster ini bertujuan untuk membantu warga dalam melakukan pelaporan kematian yang tepat sehingga warga tidak merasa kebingungan dalam menyiapkan pemakaman ditengah situasi pandemi. 

Poster kemudian disebarkan di 4 RT dalam lingkup wilayah RW 3 Kelurahan Lemopngsari bersama dengan Ketua RW dan para Ketua RT pada Sabtu, 24 Juli 2021. Poster disebar di tempat-tempat yang sering dilalui warga sehingga warga lebih mudah mengakses informasi ini terlebih bagi lansia yang tidak memiliki akses internet dan smartphone. 

yang melakukan isolasi mandiri di rumah dan terdapat warga yang meninggal ketika isolasi mandiri namun tidak segera melaporkan kematian tersebut sehingga jenazah ditangani sendiri oleh pihak keluarga. 

Hal ini menyebabkan kekhawatiran warga lain dapat tertular dan menyebabkan kenaikan kasus pada wilayah Kelurahan Lempongsari yang sudah termasuk zona merah penyebaran COVID-19. Ia berharap dengan adanya poster tanggap penanganan kematian COVID-19 ini  dapat memudahkan warga untuk melaporkan kejadian kematian akibat COVID-19 di masa mendatang. 

Penulis : Henny Enzelin (Fakultas Kedokteran) 

DPL : Dr. Cahya Tri Purnami, S.KM., M.Kes. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun