Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Schmuckstrasse Hamburg, Kawasan Pecinan Jerman yang Hilang

1 Februari 2025   21:49 Diperbarui: 1 Februari 2025   22:33 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Schmuckstrasse Hamburg,  kawasan Pecinan yang hilang  | Foto: Pexels/ Nanping Thongpanja—

Xin Nin Kui Le 

Semoga sukses dan doa terbaik di Tahun Ular 2025 untuk semua!

Kita mengenal beberapa wilayah dengan sebutan Little Italy, Little India, Koreatown, dan banyak area yang dihuni oleh satu kelompok suku bangsa perantauan. Akan tetapi, dibandingkan nama-nama itu, sepertinya kawasan Pecinan atau Chinatown adalah yang paling banyak ditemui di berbagai belahan dunia. 

Orang Tionghoa memang ada di mana-mana.
Sejak kecil saya terbiasa dekat dengan etnis ini karena almarhum Ayah saya memiliki banyak teman dekat dari etnis ini. Begitu juga ketika bekerja di Jakarta, banyak rekan kerja saya yang peranakan. Lalu, saya dekat dengan keseharian bangsa ini saat tinggal beberapa tahun di Beijing dan Shanghai. 

Menurut pendapat saya, orang China itu gigih dalam bekerja dan pantang menyerah dalam meraih sesuatu. Itulah sebabnya orang China ada di mana-mana, karena mereka berani menghadapi dunia baru yang penuh tantangan.

Ada tiga Chinatown terbesar di dunia yang ketiganya berada di Amerika Serikat. Dari ketiga ini, hanya satu yang pernah saya kunjungi. Saat berada di sana, rasanya memang seperti sedang berada di China. Kawasan Pecinan di Amerika Serikat sudah ada sejak abad ke-19. 

Mereka datang dengan berbagai alasan, ada yang mencari peruntungan baru, melarikan diri dari kekacauan ekonomi dan politik saat itu, dan latar belakang lainnya. Kini ada sekitar 50 kawasan Pecinan di Amerika Serikat. 

Kota pelabuhan Hamburg  | Foto: dok. pribadi/ Hennie Oberst 
Kota pelabuhan Hamburg  | Foto: dok. pribadi/ Hennie Oberst 

Di Eropa, meskipun tidak sebesar dan sebanyak di Amerika Serikat, Chinatown ditemukan juga di beberapa negara, termasuk di Jerman. Secara umum, besar dan jumlah kawasan Pecinan yang terdapat di Jerman tidak bisa dibandingkan dengan wilayah Pecinan di negara lain. Di Hamburg, distrik St. Pauli sekitar tahun 1890 merupakan rumah para perantauan dari China. 

Hansestadt Hamburg

Han Bao, begitu orang China menyebut Hamburg. Sama seperti Yogyakarta di Indonesia, Hamburg adalah negara bagian kota (Stadtstaat), kota sekaligus provinsi. Dengan jumlah penduduk sekitar 1,9 juta (Statista), Hamburg merupakan kota terbesar kedua di Jerman.

Hamburg dikenal juga sebagai Hansestadt, orang sering menyebut Hansestadt Hamburg. Ada beberapa Hansestadt di Jerman, bisa dilihat dari plat nomor kendaraan, dengan huruf "H" seperti HH untuk Hamburg.

Kota Hanseatic adalah kota yang termasuk dalam Hanseatic League*, merupakan aliansi ekonomi kota-kota perdagangan dan kelompok pengusaha yang mendominasi perdagangan di sepanjang pesisir Eropa Utara. Aliansi ini membentang dari Laut Balik hingga Laut Utara dan daratan Eropa 

(*Hanseatic League dibentuk di Eropa utara pada abad ke-12 dan berakhir pada abad ke-17.)

Bekas Kawasan Pecinan di Schmuckstrasse Hamburg | Foto: commons.wikimedia/ Emma7stern
Bekas Kawasan Pecinan di Schmuckstrasse Hamburg | Foto: commons.wikimedia/ Emma7stern

Jejak Komunitas Tionghoa di Jerman

Sejak awal abad ke-19 sudah ada imigran dari China yang ada di wilayah Eropa Barat. Di Berlin, ada dua orang Tionghoa dengan marga Feng yang bekerja untuk Raja Frederick William III, sebagai penerjemah dan berperan pada pengembangan sinologi (ilmu pengetahuan tentang bahasa dan budaya China).

Banyak orang China yang dipekerjakan sebagai awak kapal oleh perusahaan pelayaran, mereka dianggap gigih dan tidak banyak menuntut. Para mantan pekerja ini kemudian menetap dan membentuk komunitas di kota-kota pelabuhan Eropa, termasuk Hamburg. Kelompok lain dari orang Tionghoa datang ke Eropa untuk belajar, sebagian lainnya bekerja untuk Kekaisaran Jerman.

Papan peringatan bekas kawasan Pecinan Schuckstrasse Hamburg | Foto: commons.wikimedia/Hinnerk11 
Papan peringatan bekas kawasan Pecinan Schuckstrasse Hamburg | Foto: commons.wikimedia/Hinnerk11 

Schmuckstraße Hamburg

Distrik St Pauli Hamburg sangat dikenal, kapan-kapan akan saya tulis tentang St Pauli (kalau tidak lupa). Komunitas Tionghoa sejak abad ke-19 ada di wilayah ini, tepatnya di sekitar Schmuckstraße. Hamburg merupakan pelabuhan pertama yang disinggahi para pelaut dari Asia. 

Dengan banyaknya pelaut Asia yang singgah, peluang ini dimanfaatkan oleh "agen tenaga kerja pelaut China." Mereka menyediakan akomodasi, membuka toko dan restoran yang menyediakan makanan lokal, sekaligus juga mengorganisasi pekerjaan di wilayah ini. 

Beberapa pengunjung memilih untuk menetap, meskipun awalnya secara sembunyi-sembunyi, karena ada pengawasan ketat yang dilakukan oleh otoritas pelabuhan setempat. 

Namun, setelah berakhirnya Perang Dunia Pertama pada tahun 1918, Republik China dan Jerman menjalin hubungan yang erat. Para pendatang dari China mendapat perlindungan dari perwakilan negaranya dan Kementerian Luar Negeri di Berlin.

Salah satu pemandangan sudut Kota Hamburg | Foto: dok.pribadi/HennieOberst
Salah satu pemandangan sudut Kota Hamburg | Foto: dok.pribadi/HennieOberst

Komunitas Tiongkok tumbuh subur di kota ini. Hingga tahun 1920-an tercatat berjumlah sekitar 3.000 orang. Kawasan Pecinan menjadi ramai dengan toko-toko, restoran, tempat binatu, pub, dan juga sarang opium. Situasi ini menimbulkan prasangka dan ketakutan di kalangan penduduk setempat. Penemuan narkoba dan beberapa kasus pembunuhan yang belum terpecahkan menjadi pemicunya. 

Ketika Sosialis Nasional berkuasa di Jerman, para pekerja Tionghoa dipecat oleh pemilik kapal Jerman. Situasi memburuk ketika pecah Perang Dunia Kedua. Rezim yang berkuasa melecehkan dan menganiaya para migran. 

Wilayah Pecinan ini kemudian diserbu oleh Gestapo, yang dikenal dengan sebutan "Aksi China." Beberapa orang ditangkap dan dipenjara, sebagian dari mereka dipindahkan ke kamp kerja paksa, setidaknya 17 orang tewas. Pecinan Schmuckstraße dibubarkan dan pendududknya dideportasi.

HongKong Bar yang masih tersisa di Hamburg | Foto: Astrid Benoelken/Fink-Hamburg
HongKong Bar yang masih tersisa di Hamburg | Foto: Astrid Benoelken/Fink-Hamburg

Schmuckstraße menjadi bagian penting sejarah Kota Hamburg, sekaligus sebagai simbol beragam budaya yang membentuk kota ini. Setelah melewati beberapa dekade, wilayah Pecinan St Pauli mulai dibenahi kembali. Meskipun wajah kota ini tidak lagi seperti dahulu, tetapi mencerminkan hubungan abadi antara Hamburg dengan China dan Asia. 

Salam hangat dari Jerman

Hennie Triana Oberst
Germany, 01.02.2025

Rujukan: Hamburg.de// Hafenkantehamburg

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun