Jalan seperti Penguin
Tergelincir, bahkan sampai jatuh telentang di jalan akibat licinnya lapisan es sudah pernah saya alami. Satu hal yang masih membuat saya trauma, meskipun hampir dua tahun berlalu.
Patah bahu kanan dan harus melewati dua kali operasi, membuat saya menjadi sangat hati-hati, cenderung takut. Sungguh, saya terlihat seperti orang yang takut berlebihan.Â
Sepanjang perjalanan ke kantor tadi pagi, saya melihat semua orang berjalan pelan-pelan, begitu juga kendaraan. Tidak ada yang terburu-buru mengejar waktu. Dalam situasi cuaca ekstrim seperti ini, semua akan mengerti mengapa orang datang terlambat. Â
Saat winter banyak orang mengalami cedera tulang dan sendi. Menurut saran dari Perhimpunan Dokter Ortopedi, jika berjalan agar melindungi bagian kritis tubuh seperti kepala saat jatuh. Saat berjalan, jangan masukkan tangan ke dalam saku, ini akan menghambat refleks. Berjalanlah seperti penguin!
Kita pasti pernah melihat bagaimana penguin berjalan. Geraknya tidak tergesa-gesa dengan langkah kecil-kecil dan seluruh telapak kaki menyentuh permukaan. Tubuh sedikit dicondongkan ke depan.
Gaya berjalan seperti penguin memberi stabilitas tubuh yang lebih baik, sehingga mengurangi risiko kehilangan keseimbangan di atas permukaan jalan yang licin. Hal ini juga dapat menghindari jatuh ke belakang dan melindungi benturan di kepala bagian belakang. Â
Bagaimana pengalaman saya hari ini?
Berjalan gaya penguin ini yang selalu ada dalam kepala dan dilakukan. Rasanya, tadi pagi saya ingin menangis. Seandainya saya tahu akan ada Glatteis, lebih baik berangkat agak siang.Â
Jalan berlapis es saya lewati dengan hati-hati. Sampai pada satu bagian jalan yang betul-betul tidak bisa saya lewati. Saya menunggu orang lewat. Dan... saya menoleh ke belakang. Seorang pria berjalan sendiri.Â
Sebelum dia melewati saya, dengan percaya diri saya berkata;