“Guten Morgen Mädels, bitte alle seid vorsichtig! Draußen ist es übel glatt.”
Begitu isi pesan yang masuk tadi pagi di grup tim, artinya; “Selamat pagi girls, harap hati-hati. Di luar sangat licin.”
Saat itu, saya sedang berada di dalam kereta menuju tempat kerja. Khawatir, sudah pasti. Jalan licin berlapis es adalah situasi yang paling menakutkan ketika musim dingin hadir. Kalau mau jujur, saya inginnya ketika tahun berganti, winter juga pergi.
Benar saja! Ketika tiba di stasiun kereta dari peron yang terbuka untuk berganti kereta menuju peron lainnya permukaan jalan licin. Seorang pria di samping saya memperingatkan temannya, agar berjalan hati-hati.
Tadi, ketika meninggalkan rumah, saya hanya merasakan gerimis, tetapi jalanan sama sekali tidak licin. Bisa jadi, hujan baru mulai turun.
Winter memang belum berakhir, bahkan bisa dikatakan baru dimulai. Tiga bulan lamanya musim dingin. Masih dua bulan lagi harus menghadapi dingin dan jalanan licin.
Musim dingin memang tidak saya sukai. Namun begitu, empat musim yang berganti setiap tahun di negara ini sangat mengagumkan dan memiliki keindahannya sendiri.
Es hitam, di Jerman biasa disebut Blitzeis, Glatteis, atau Winterglätte. Keadaan ini sangat berbahaya bagi pengguna jalan. Glatteis terjadi ketika hujan turun dan menyentuh permukaan tanah yang masih sangat dingin atau titik beku.
Hujan seperti ini sering disebut hujan beku atau gerimis beku. Air hujan yang menyentuh permukaan jalan akan membeku membentuk es. Lapisan es ini transparan dan ketebalannya bisa mencapai beberapa centimeter. Umumnya permukaan jalan berlapis es terlihat seperti biasa, tetapi sangat licin saat dilalui.