Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kasih Sayang dan Ketulusan Tanpa Batas

4 Oktober 2024   01:21 Diperbarui: 4 Oktober 2024   02:51 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: dokumentasi Tjiptadinata Effendi/ Kompasiana.com—

Hampir dipastikan, banyak dari kita mendapat tawaran untuk mampir dan bertemu dengan seseorang. Saya lupa kalimat lengkapnya dan kapan disebutkan. Jadi, saya tuliskan saja intinya kira-kira begini, 'kalau kapan-kapan saya mampir ke Australia, akan diajak bertemu dan jalan bersama'.

Bisa jadi bagi beberapa orang tawaran ini dianggap basa-basi. Terkadang hal ini dilakukan demi sopan santun.

Namun, bisa dipastikan, tawaran yang datang dari Bu Roselina dan Pak Tjiptadinata itu bukan basa-basi. 

Bagaimana bisa saya mengetahuinya? Padahal bertemu tatap muka barang satu kali pun kami belum pernah. Jawabannya sederhana, saya bisa merasakan ketulusan dari pasangan penulis hebat di Kompasiana ini. 

Saya rasa, para penulis di Kompasiana juga bisa merasakan hal yang sama, apalagi banyak dari penulis yang beruntung. Ya, mereka beruntung memiliki kesempatan untuk bertemu langsung dan berbincang dengan Bu Roselina dan Pak Tjiptadinata.  

Seperti yang kita tahu, Bu Roselina dan Pak Tjiptadinata setiap kembali ke tanah air selalu menggelar acara Kopdar yang tidak dilakukan hanya di satu kota, tetapi juga keliling Indonesia.

Bagaimanapun, tidak gampang melakukan hal seperti itu. Mengajak orang banyak untuk berjumpa dan berkumpul, sedangkan sebagian besar orang yang diajak bertemu belum dikenal langsung secara pribadi. Tidak hanya kebesaran hati yang perlu dimiliki, tetapi juga ketulusan, kesabaran, dan kedermawanan. 

Bu Roselina dan Pak Tjiptadinata memiliki hal baik itu. Mereka berdua saya anggap seperti orang tua sendiri. Jika dilihat usia, mereka memang sebaya dengan almarhum kedua orang saya. Kasih sayang, perhatian, dan ketulusan yang mereka berikan tidak diragukan lagi, sungguh tanpa pamrih dan jauh dari selubung kepura-puraan.

Persahabatan saya dengan pasangan penulis Kompasiana yang melegenda ini relatif sudah lama. Pada tahun 2012, sekitar satu tahun saya bergabung di Kompasiana, ada tambahan pertemanan dari seorang penulis bernama Tjiptadinata Effendi. Sudah pasti, pertemanan ini saya sambut dengan senang hati. 

Dalam batin saya berkata, sosok penulis yang baru bergabung di Kompasiana ini terkesan bukan penulis amatir seperti saya dan juga bukan orang kebanyakan. 

Awalnya, Pak Tjiptadinata masih menyapa saya dengan panggilan "Mbak Hennie," tetapi kami berdua sepakat, sebagai sahabat, saya sangat senang jika hanya disapa dengan sebutan "Hennie" saja.

 

Setahun kemudian saya beruntung bisa berkenalan dan menjadi teman Bu Roselina Tjiptadinata. Dilihat dari namanya, bisa dipastikan, beliau adalah istri dari Pak Tjiptadinata.

Bu Roselina yang keibuan, bisa saya dirasakan ketulusan kasih sayang seorang ibu. Beliau memang betul-betul cocok menjadi sosok keteladanan seorang ibu. 

Bu Roselina awalnya memanggil saya dengan sebutan "Mbak Hennie". Belakangan, beliau memanggil saya dengan sebutan "ananda Hennie" dengan tambahan "yang kami sayangi". Sebutan, yang saya yakin diucapkan dengan ketulusan hati. Dipastikan, bukan saya satu-satunya yang mendapat panggilan ini. Namun begitu, panggilan ini bukan basa-basi, melainkan bentuk kasih sayang seorang ibu. 

Pertemanan saya dengan Bu Lina (panggilan saya terhadap beliau) dan Pak Tjiptadinata makin dekat. Interaksi yang dimulai dari saling berkunjung dan menyapa lewat tulisan kemudian berlanjut terhubung melalui media sosial. 

Pada suatu waktu, saya pernah mengajak Pak Tjipta (begitu saya memanggil beliau) untuk meramaikan satu blog bersama yang dibangun oleh seorang sahabat penulis (alm). Saya merasa bangga dan tersanjung, saat Pak Tjipta dengan senang hati menyambut ajakan menulis di blog yang relatif kecil itu. 

Lambat laun, persahabatan kami ini makin dekat. Kami bertiga juga berhubungan lewat jalur pribadi, saling bertukar berita menggunakan aplikasi perpesanan.

Perhatian dan ketulusan hati mereka berdua sungguh tanpa batas. Saat saya lama absen dan tidak menulis di Kompasiana, mereka menanyakan kabar saya. Apakah saya baik-baik saja? 

Perhatian seperti ini, yang mungkin bagi orang lain dianggap biasa saja, tetapi tidak bagi saya. Ketika orang lain bertanya kabar saya, bagi saya, itu adalah bentuk kasih sayang dan ketulusan hati yang luar biasa dan tanpa batas. 

Ya, memang tidak ada dinding pembatas antarbenua yang terbentang luas di antara kami.

Kasih sayang dan cinta pasangan luar biasa ini begitu nyata. Bu Roselina dan Pak Tjiptadinata bisa memberi contoh baik kepada kita, biduk rumah tangga tidak selalu berjalan di jalur bebas hambatan. Pernikahan mereka berdua memasuki usia 60 tahun, angka yang mengagumkan dan sulit untuk dicapai oleh banyak pasangan.

Setulus hati saya ucapkan untuk Bu Roselina dan Pak Tjiptadinata,

"Happy Diamond Wedding Aniversary"

Semoga selalu bahagia bersama.

Salam sayang 

Hennie Triana Oberst
Germany, 03.10.2024

Ulang Tahun Pernikahan ke-60

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun