Hari Natal akan hadir pada penghujung Desember. Sekitar dua minggu lagi, umat Kristen akan merayakan hari kelahiran Yesus Kristus.Â
Saat ini, persiapan-persiapan sudah mulai dilakukan. Sebagian orang telah merencanakan perjalanan untuk berkumpul dengan keluarga dan menyiapkan hadiah untuk orang-orang terkasih. Natal identik dengan kasih dan kebersamaan dengan keluarga.
Di Jerman, biasanya saat memasuki bulan Desember atau menjelang masa Advent, orang mulai disibukkan dengan membuat kue kering. Bahan-bahan kue, perlengkapan baking, dan pernak-perniknya nampak lebih banyak dijual di supermarket sekitar November.Â
Perayaan hari besar kurang lengkap rasanya jika tidak ada kue yang dihidangkan. Membuat kue kering (Plätzchen) masih menjadi tradisi bagi banyak keluarga di Jerman, meskipun di toko roti, supermarket, dan toko lainnya ada juga dijual kue kering yang sudah jadi.
Tradisi membuat kue Natal
Konon, membuat kue kering memasuki musim dingin ini sudah dikenal lebih dari 2000 tahun yang lalu. Tradisi ini dilakukan oleh bangsa Celtic yang masih percaya akan mistis.Â
Pada 21 Desember malam hari adalah titik balik matahari musim dingin. Masyarakat Celtic percaya roh-roh menghantui rumah mereka pada malam ini, malam terpanjang dalam setahun. Mereka membuat kue-kue dari adonan yang dibentuk menyerupai hewan. Kue-kue berbentuk hewan peliharaan mereka ini dijadikan persembahan.Â
Tradisi membuat kue ini kemudian juga dilakukan pada Abad Pertengahan. Pada masa itu biara-biara yang kaya membuat makanan dan memanggang kue-kue yang lezat untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Makanan ini dibagikan kepada orang-orang yang tidak mampu agar mereka juga dapat merayakan Natal.
Bagaimanapun asal usul kue-kue kering dalam perayaan hari besar, intinya adalah berkat, berbagi, sukacita, dan kebersamaan.Â
Red Velvet Cake
Sebutan kue velvet dikenal pada Era Victoria, pada tahun 1800an. Masa itu kue-kue mewah dibuat dengan menggunakan kakao. Mereka menyebutnya "velvet cake." Kue beludru atau velvet cake ini juga menandakan bahwa kue itu memiliki tekstur yang halus dan lembut.
Kue red velvet mulai dikenal saat Perang Dunia Kedua. Bagian dari ransum makanan warga sipil dan tentara adalah kue-kue. Kue dibuat dengan menggunakan jus buah bit. Jus berwarna merah ini selain membuat kue terlihat lebih menarik juga berfungsi untuk melembutkan kue.
Saya termasuk orang yang agak malas ke dapur. Jadi, kue yang saya buat juga harus dengan resep yang gampang. Selain itu waktu berkutat di dapur juga tidak terlalu lama. Kue kering red velvet crinkle ini saya pilih juga karena gampang dibuat. Tidak perlu cetakan kue, tetapi hasilnya terlihat cantik dan rasanya lezat.
Bagi yang ingin mencoba, berikut resepnya;
Bahan (sekitar 50 kue kering):
- 440 g terigu
- 6 sdm bubuk kakao
- 3 sdt baking powder
- 230 g butter suhu ruang
- 300 g gula coklat (gula pasir dari air tebu)
- 100 g gula pasir
- 2 butir telur ukuran besar
- 2 kuning telur
- 1/2 sdt garam
- 2 sdt ekstrak vanili
- 30 ml pewarna makanan merah
Pelapis kue:
200 g gula bubuk (gula tepung)
- Kocok butter hingga lembut. Tambahkan gula pasir dan gula cokelat. Kocok hingga tercampur rata.
- Masukkan telur, kuning telur, ekstrak vanili, dan pewarna merah. Kocok hingga sedikit mengembang.
- Campurkan terigu, bubuk kakao, baking powder, dan garam. Kocok hingga adonan tercampur rata.
- Bungkus adonan di dalam plastik folie. Dinginkan di dalam kulkas sekitar 4 jam, atau bisa juga semalaman.Â
- Panaskan oven dengan suhu 180 derajat celsius.
- Lapisi loyang dengan kertas roti. Sisihkan.
- Letakkan gula tepung di dalam wadah.
- Sendok adonan dengan menggunakan sendok kue bulat, atau gunakan 2 sendok teh untuk membentuk adonan menjadi bulat.
- Gulingkan adonan yang dibentuk ke atas gula tepung.
- Letakkan adonan berbalur gula tepung ke atas loyang.
- Panggang adonan sekitar 12 sampai 15 menit.
- Angkat. Pindahkan ke atas rak kawat. Biarkan dingin.
- Red velvet crinkle cookies siap dihidangkan.
Selamat mencoba!
Hennie Triana Oberst
Germany, 09.12.2023
Rujukan: Die Geschichte des Weihnachtsgebck
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI