Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kesawan, Kawasan Heritage, dan Kenangan Masa Kecil

5 Desember 2023   06:28 Diperbarui: 5 Desember 2023   15:11 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satu bangunan masa kolonial yang masih digunakan sebagai kantor perusahaan perkebunan di Medan | foto: HennieOberst 

Pernahkah Anda mendengar kata Kesawan? Bagi orang yang sudah mengunjungi kota Medan mungkin mengetahui istilah ini. Kesawan adalah satu distrik di kota Medan. Ibukota provinsi Sumatra Utara ini adalah kota ketiga terbesar di Indonesia dengan jumlah penduduk 2,5 juta. -(sumber PemkoMedan) 

Rasa penasaran membawa saya mencari tempat lain di luar Medan dan arti lain dari kata Kesawan. Jawabannya, tidak ada tempat lain yang saya temukan, hanya mengarah kepada nama orang (entah nama keluarga atau nama depan) yang berasal dari satu negara di Asia Selatan. 

Halaman depan Tjong A Fie Mansion di Kesawan | foto: HennieOberst 
Halaman depan Tjong A Fie Mansion di Kesawan | foto: HennieOberst 

Sejak kecil saya sudah akrab dengan Kesawan yang berada di kota kelahiran saya ini. Dulu, saya bersama kedua orang tua dan saudara kandung sering ke tempat ini untuk berbelanja. Sampai sekarang, saya masih bisa menggambarkan suasana saat berjalan sambil bergandengan tangan dengan orang tua di trotoar dan teras toko kawasan ini. 

Setelah beranjak dewasa saya ke tempat ini dengan teman-teman. Ada es krim terenak yang pernah saya nikmati di sini, es krim alpukat, yang belum saya temukan lagi sampai sekarang. 

Area Kesawan ini juga selalu saya lewati saat pergi dan pulang kuliah. Jika ada jadwal kuliah pagi, saya sering menumpang kendaraan ayah, lalu turun di dekat rel kereta api. Dari sana saya naik angkutan umum sampai ke kampus, dan ayah saya melanjutkan perjalanannya ke kantor yang arahnya berbeda.

Gerbang kehormatan Tionghoa di Kesawan pada perayaan 25 tahun pemerintahan Ratu Wilhelmina tahun 1923 | foto: Kompas.com - (COLLECTIE TROPENMUSEUM)
Gerbang kehormatan Tionghoa di Kesawan pada perayaan 25 tahun pemerintahan Ratu Wilhelmina tahun 1923 | foto: Kompas.com - (COLLECTIE TROPENMUSEUM)

Kesawan dan kawasan heritage

Sebutan Kesawan berasal dari kata "kesawahen" (bahasa Karo) yang artinya "kampung," atau bisa juga berarti "lapangan luas." Dari tempat inilah asal mula metropolitan Medan. 

Dulunya, Kesawan yang sebagian besar persawahan ini adalah permukiman warga Melayu. Kesawan mulai berkembang sejak 1871, saat kantor pemerintahan pindah dari Labuhan Deli. Bangunan perkantoran kemudian mulai didirikan di sini. Majunya industri perkebunan di Tanah Deli (Medan dan sekitarnya) menjadikan Medan sebagai pusat ekonomi dan politik di wilayah ini. 

Gedung Warenhuis di Kesawan, supermarket pertama di kota Medan | foto: commons.wikimedia/ Rochelimit
Gedung Warenhuis di Kesawan, supermarket pertama di kota Medan | foto: commons.wikimedia/ Rochelimit

Tahun 1880 orang Tionghoa dari Malaka dan Cina mulai datang dan menetap di Kesawan. Kesawan berubah menjadi permukiman yang didominasi oleh etnis Tionghoa dan menjadi pusat perbelanjaan kerajinan khas etnis ini di Medan.

Di wilayah Kesawan ada Jalan Kesawan yang merupakan jalan tertua di Medan. Jalan ini sekarang dikenal dengan nama Jalan Jenderal Ahmad Yani, perubahan nama dilakukan sekitar akhir tahun 1960.

Kesawan banyak menyimpan sejarah dan bukti kejayaan kota Medan pada masa lampau. Cukup banyak bangunan peninggalan masa kolonial dijumpai di sekitar Kesawan. Sebagian ada yang masih terjaga dan dialihfungsikan menjadi kantor pemerintah dan perusahaan. Akan tetapi, sangat disayangkan, ada yang terbengkalai dan tidak terurus dengan kondisi cukup menyedihkan. 

Menjaga dan mempertahankan sesuatu yang sudah ada memang tidak gampang. Apalagi membenahi dan merestorasi bangunan dan kawasan bersejarah, tentu akan membutuhkan biaya, tenaga, dan waktu yang tidak sedikit. 

Satu bangunan masa kolonial yang masih digunakan sebagai kantor perusahaan perkebunan di Medan | foto: HennieOberst 
Satu bangunan masa kolonial yang masih digunakan sebagai kantor perusahaan perkebunan di Medan | foto: HennieOberst 

Kawasan dan bangunan peninggalan masa lalu ini memiliki nilai sejarah budaya dan sosial masyarakat, ilmu pengetahuan, usia, serta arsitektur bangunan. Oleh sebab itu perlindungan dan pelestarian saksi sejarah ini sangat penting dilakukan untuk generasi sekarang dan yang akan datang.

Ada harapan besar saat walikota Medan Bobby Nasution akan merevitalisasi bangunan-bangunan warisan masa kolonial yang ada di Medan. Suatu saat nanti akan terlihat kembali wajah cantik kota lama Kesawan. Mungkin mirip dengan indahnya Kota Lama Semarang dan kota-kota tua di Eropa. Semoga.

***

Hennie Triana Oberst
Germany, 04.12.2023
Rujukan: Kesawan, Liputan6, Stories from Deli

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun