Tahun 1880 orang Tionghoa dari Malaka dan Cina mulai datang dan menetap di Kesawan. Kesawan berubah menjadi permukiman yang didominasi oleh etnis Tionghoa dan menjadi pusat perbelanjaan kerajinan khas etnis ini di Medan.
Di wilayah Kesawan ada Jalan Kesawan yang merupakan jalan tertua di Medan. Jalan ini sekarang dikenal dengan nama Jalan Jenderal Ahmad Yani, perubahan nama dilakukan sekitar akhir tahun 1960.
Kesawan banyak menyimpan sejarah dan bukti kejayaan kota Medan pada masa lampau. Cukup banyak bangunan peninggalan masa kolonial dijumpai di sekitar Kesawan. Sebagian ada yang masih terjaga dan dialihfungsikan menjadi kantor pemerintah dan perusahaan. Akan tetapi, sangat disayangkan, ada yang terbengkalai dan tidak terurus dengan kondisi cukup menyedihkan.Â
Menjaga dan mempertahankan sesuatu yang sudah ada memang tidak gampang. Apalagi membenahi dan merestorasi bangunan dan kawasan bersejarah, tentu akan membutuhkan biaya, tenaga, dan waktu yang tidak sedikit.Â
Kawasan dan bangunan peninggalan masa lalu ini memiliki nilai sejarah budaya dan sosial masyarakat, ilmu pengetahuan, usia, serta arsitektur bangunan. Oleh sebab itu perlindungan dan pelestarian saksi sejarah ini sangat penting dilakukan untuk generasi sekarang dan yang akan datang.
Ada harapan besar saat walikota Medan Bobby Nasution akan merevitalisasi bangunan-bangunan warisan masa kolonial yang ada di Medan. Suatu saat nanti akan terlihat kembali wajah cantik kota lama Kesawan. Mungkin mirip dengan indahnya Kota Lama Semarang dan kota-kota tua di Eropa. Semoga.
***
Hennie Triana Oberst
Germany, 04.12.2023
Rujukan: Kesawan, Liputan6, Stories from Deli
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H