Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Helvetia, Kenangan, dan Jejak Swiss di Medan

22 November 2023   04:11 Diperbarui: 22 November 2023   19:48 2365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Helvetia di koin  2 CHF | Foto: Pixabay/ Guenter/ Moritz320

Banyak orang di luar Medan dan Sumatra Utara menganggap bahwa Medan identik dengan Batak. Mungkin karena Batak merupakan suku yang paling banyak di Sumatra Utara dan Medan sebagai ibukota provinsi merupakan tempat tujuan bagi warga berbagai daerah di sekitarnya.

Salah satu bangunan cagar budaya di Deli Serdang | foto: analisadaily.com
Salah satu bangunan cagar budaya di Deli Serdang | foto: analisadaily.com

Sejak dahulu Medan telah menjadi kota multi etnis. Bahkan bangsa Swiss juga pernah ada di Tanah Deli. Sebetulnya tidak mengherankan jika beberapa bangsa dari Eropa pernah berada di Indonesia, yang dulunya adalah Hindia Belanda.

Albert Breker, seorang pengusaha asal Swiss mendirikan perusahaan perkebunan tembakau di utara Medan dengan nama Helvetia. Perkebunan Helvetia mengkhususkan pada produk pertanian pala dan tembakau. Tembakau Deli dahulu sangat dikenal dunia dan menjadi rebutan di pasar lelang tembakau di Jerman dan Belanda, khususnya oleh pengusaha pabrik cerutu.

Kejayaan Perkebunan Helvetia berakhir, terutama setelah kemerdekaan Indonesia. Area perkebunan perlahan beralih fungsi menjadi kawasan pemukiman penduduk. Sebagian area bekas perkebunan Helvetia menjadi distrik administrasi Medan, sedangkan sebagian lagi merupakan wilayah Kabupaten Deli Serdang.

***

Hennie Triana Oberst
Germany, 21.11.2023
Rujukan: Suara Desa Sumut, Klexikon,
Buku "Planter and Peasant" -  Karl J. Pelzer

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun