Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Cuci Mata di Zurich, Kota Pusat Keuangan Dunia

9 November 2023   05:15 Diperbarui: 9 November 2023   19:36 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuci mata di Zurich, kota pusat keuangan dunia | pemandangan kota Zurich dengan Sungai Limatt | foto: HennieOberst—

"Kita ngobrol di rumah dan leyeh-leyeh pun aku suka." Begitu sahabat saya mengatakan sebelum datang berkunjung. Dia mengerti, jadwal kedatangannya itu  sekitar semingguan setelah operasi kedua bahu saya. 

Tentu saya tidak setuju. Toh, saya baik-baik saja. Operasi kedua ini relatif ringan dibandingkan yang pertama Februari lalu. Dokter bilang, pemulihannya akan lebih cepat.

"Ke Salzburg, yuk!" Ucap sahabat saya. Perjalanan ke Salzburg dari rumah memakan waktu sekitar 4,5 sampai 5 jam, termasuk waktu berganti kereta. Kami akan menginap, tentunya. Hanya saja, akan diputuskan sesuai situasi. Ini kan slow travel, jadi semua berjalan dengan santai saja.

Ketika saya katakan Salzburg tempat kelahiran Wolfgang Amadeus Mozart, sahabat saya tertawa. Dia bilang, kota kelahiran Mozart sudah pernah dia kunjungi.  

Lalu, saya tawarkan untuk ke Zurich yang hanya "selemparan batu" jaraknya. Ternyata, teman saya belum pernah ke Swiss. 

Rencana ini saya sampaikan ke suami. Soal izin, suami saya paling pengertian. Dia selalu memberi ruang pada saya untuk menikmati "me time." Hal yang paling penting, dia mengetahui dengan siapa saya pergi dan ke tempat yang aman. 

Sahabat saya liburan sendirian, memanfaatkan liburannya untuk mengunjungi teman-temannya di Eropa, khususnya Jerman. Dia beserta suami dan anaknya pernah beberapa tahun tinggal di sini saat melanjutkan studi. 

Satu sudut indah Zurich | foto: HennieOberst 
Satu sudut indah Zurich | foto: HennieOberst 
Schengen dan pesona Zurich

Biar tidak lupa, saya langsung mengeluarkan paspor dan memasukkan ke dalam tas. Tanpa paspor, bisa-bisa saya ditolak masuk saat pemeriksaan di perbatasan negara.

Negara Swiss bukan anggota Uni Eropa, meskipun masuk dalam wilayah Schengen. Warga negara Jerman bisa memasuki negara Uni Eropa hanya dengan Personalausweis (KTP), tetapi ke negara bukan anggota Uni Eropa wajib membawa paspor. 

Schengen

Negara anggota Schengen berkomitmen untuk menghapus kontrol perbatasan negara, melakukan kerja sama dalam sistem visa, juga kerja sama kepolisian dan peradilan. 

Konvensi Schengen ditandatangani pada 1985 di Schengen dan Implementasi Schengen dimulai tahun 1990. 

Schengen adalah satu kota kecil di Luxemburg, terletak di perbatasan negara Jerman dan Prancis.  

Saat ini ada 27 negara anggota Schengen; 23 negara adalah anggota Uni Eropa dan 4 bukan anggota Uni Eropa. Tidak semua anggota Schengen adalah anggota Uni Eropa. Sama halnya, tidak semua anggota Uni Eropa adalah anggota negara Schengen.  

Jatuh cinta dengan imutnya toko bunga di sudut jalan kota Zurich | foto: HennieOberst 
Jatuh cinta dengan imutnya toko bunga di sudut jalan kota Zurich | foto: HennieOberst 
Cuci mata di Zurich

Sulit saat ini memilih hari dengan cuaca yang cerah. Musim gugur identik dengan hujan dan angin kencang. Saya putuskan untuk tidak pergi saat weekend. Ini menghindari penuhnya kereta dan umumnya toko tutup di hari Minggu, sama seperti di Jerman.

"Sarapan di Jerman, makan siang di Swiss." 

Teman saya tertawa saat saya berseloroh gitu. Bukan orang Jaksel saja yang bisa bilang, "Breakfast di Jakarta, lunch di Singapura atau Malaysia." (Sttt..teman saya orang Jaksel.) 

Swiss, negara kecil yang maju, cantik, dan bersih ini menawarkan banyak hal untuk dinikmati. Menurut saya, Swiss adalah negara yang paling indah alamnya di wilayah Eropa barat dan tengah. 

Tiba di Zurich, kami putuskan untuk jalan-jalan terlebih dahulu sambil menunggu jam makan siang. Sengaja kami memilih hotel yang dekat dengan stasiun kereta pusat -- Zürich Hauptbahnhof (Zurich HB) -- untuk memudahkan berjalan-jalan menyusuri kota. Jalan kaki adalah pilihan yang paling tepat dan praktis.

Ngopi bertiga di Zurich sebelum kembali ke Jerman | foto: RN. Ellenberger/ koleksi HennieOberst 
Ngopi bertiga di Zurich sebelum kembali ke Jerman | foto: RN. Ellenberger/ koleksi HennieOberst 
Bahnhofstrasse dan pesona Zurich

Lantaran sahabat saya baru kali ini ke Zurich, maka saya ajak menyusuri  Bahnhofstrasse (Jalan Stasiun Kereta) yang letaknya depan stasiun kereta pusat. 

Berjalan di sini mengingatkan saya akan seorang teman yang pernah berkata, "Tidak kuat menyusuri Bahnhofstrasse Zurich." Lantas, saya tanya, tidak kuat karena ingin belanja atau karena banyaknya manusia atraktif berseliweran. Jawabannya adalah "keduanya." Ada benarnya dia. 

Zurich adalah kota kosmopolitan. Para banker dan penduduk internasional berkumpul di sini. Penduduk Swiss sendiri adalah perpaduan dari berbagai bangsa. Mungkin karena itu juga wajah mereka terlihat lebih memikat.

Di Zurich terletak kantor pusat berbagai bank dan perusahaan asuransi penting negara Swiss. Seperti kita ketahui, Swiss merupakan salah satu pusat keuangan dunia. Bank-bank Swiss dikenal akan reputasinya yang baik, berbasis pada stabilitas ekonomi dan politik negara ini. 

Zurich merupakan pusat ekonomi Swiss, bukan kota pemerintahan. Pusat pemerintahan Swiss berada di ibukota negara, yaitu di kota Bern. 

Haus Zur Truelle - Bahnhofstrasse Zurich | foto: HennieOberst 
Haus Zur Truelle - Bahnhofstrasse Zurich | foto: HennieOberst 
Swiss menggunakan empat bahasa resmi; bahasa Prancis, Jerman, Italia, dan Rhaeto-Romanic. Penduduk di Zurich dan sekitarnya yang berbatasan dengan Jerman, menggunakan bahasa Jerman dan Schweizerdeutsch (bahasa Jerman Swiss). Namun begitu, penduduk Swiss umumnya berbicara dengan banyak bahasa, termasuk juga bahasa Inggris yang sangat umum digunakan di negara ini.

Cokelat dan Keju Swiss

Kalau berada di Swiss, cicipilah cokelat dan keju Swiss. Bagi pencinta wisata kuliner, pasti akan merasakan kelezatan yang berbeda dari kedua makanan ini. Di hampir setiap sudut kota terdapat toko cokelat, cafe yang juga menyediakan minuman dan kue dari cokelat yang bervariasi. Begitu juga dengan makanan dan keju khas Swiss, banyak pilihan yang ditawarkan.

Satu jalan di Altstadt Zurich | foto: HennieOberst 
Satu jalan di Altstadt Zurich | foto: HennieOberst 
Sore itu saya dan sahabat janji bertemu dengan adik bungsu saya yang tinggal di Zurich. Sepulang kerja, dia menemui kami ngopi dan menikmati camilan sore. Adik saya berpesan agar membawa payung, mulai sore akan hujan. 

Benar saja, hingga malam kota Zurich diguyur hujan. Namun begitu, kami bertiga tetap santai menyusuri kota cantik ini, menikmati makan malam, lalu dilanjut ke cafe hingga larut malam. 

Biasanya, jika ke Zurich, saya menginap di rumah adik. Hanya saja, kali ini saya ingin menikmati waktu berdua dengan sahabat. Lagi pula, sahabat saya pasti tidak mau diajak menginap di rumah adik. Sungkan karena belum kenal. 

Masih ada kesempatan menikmati waktu bersama adik pada esok harinya. Kami bertemu lagi saat adik saya istirahat siang. Kebetulan bank tempat adik saya bekerja berada di sekitar Bahnhofstrasse. 

Cupcake yang lezat bikin ketagihan| foto: HennieOberst 
Cupcake yang lezat bikin ketagihan| foto: HennieOberst 
Belum puas rasanya kami mengobrol, tetapi sore itu kami harus kembali ke Jerman, sesuai jadwal kereta yang telah dipesan.

Jalan-jalan singkat di Zurich ini meninggalkan kesan yang dalam bagi sahabat saya. Sepertinya rencana liburan berikut dengan keluarganya akan ada Zurich dalam daftar kunjungan mereka.

Hennie Triana Oberst
Germany, 08.11.2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun