Akhir pekan kemarin, saya bersama suami dan dua orang teman pergi ke festival anggur atau weinfest/festival wine. Pada musim gugur seperti sekarang ini banyak dijumpai festival anggur di beberapa kota di Jerman. Musim gugur identik dengan musim panen, banyak hasil pertanian yang dipanen pada musim ini.Â
Pada masa akhir panen, umumnya petani merayakan dengan mengadakan pesta. Ini adalah bentuk rasa syukur atas hasil panen yang mereka dapatkan. Ada yang mengadakan pesta dalam lingkup kecil, tetapi ada juga yang menggelar festival anggur yang besar, biasanya dilakukan oleh komunitas yang mereka ikuti.
Festival anggur yang kami hadiri ini merupakan festival yang relatif kecil, yang diadakan oleh mantan kolega suami saya. Ingo (nama samaran) memiliki lahan tanaman anggur di kota sebelah, dia juga berprofesi juga sebagai Winzer; seorang yang ahli dalam seluruh proses pembuatan wine.Â
Biasanya, Ingo mengadakan festival anggur dua kali setahun, pada musim panas dan musim gugur. Acara yang hampir selalu kami hadiri. Mengunjungi festival wine yang diadakan Ingo merupakan salah satu cara suami saya bersilaturahmi dengan mantan koleganya, yang pernah sama-sama bekerja dalam satu perusahaan.Â
Asal mula festival wine
Festival wine merupakan budaya yang sudah sangat lama berlangsung. Masyarakat Romawi Kuno telah mengenalkan budaya ini. Mereka menganggap minuman anggur merupakan hadiah dari dewa. Sebagai ungkapan rasa syukur, masyarakat mengadakan perayaan dan persembahan minuman anggur kepada Dewa Dionysus.
(Dionysus, dalam kepercayaan Yunani-Romawi, merupakan dewa kesuburan dan tumbuh-tumbuhan, yang secara khusus dikenal sebagai dewa anggur dan kegembiraan.) -Britannica.com
Perayaan minuman anggur kemudian dilakukan turun-temurun hingga sekarang dan menjadi salah satu tradisi dalam kehidupan sosial masyarakat. Seiring berjalannya waktu festival anggur ikut berubah dari bentuk awal perayaannya. Namun begitu, inti dari perayaan ini tetap dipertahankan.Â