Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Bali Selalu Menawan, Kian Bersih, Sekalipun Makin Macet

23 September 2023   02:19 Diperbarui: 23 September 2023   15:57 1338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bali selalu menawan, kian bersih, sekalipun makin macet | Patung Satria Gatotkaca | foto: HennieOberst— 

Selesai sarapan, kami bersiap berangkat ke bandara. Kami, enam orang, membawa cukup banyak koper. Pilihan paling nyaman adalah menyewa mobil yang disediakan pihak hotel daripada menggunakan dua taksi XL.

"Setengah jam, lebih dari cukup untuk ke bandara." Petugas resepsionis yang ramah itu memastikan jalanan tidak macet karena bukan jam sibuk. 

Kami memutuskan untuk melanjutkan liburan ke Pulau Dewata. Liburan kenaikan kelas pada musim panas waktunya relatif panjang. Satu setengah minggu berada di Jakarta memang tidak cukup puas, tetapi ada keindahan di tempat lain yang bisa dinikmati.

Bandara I Gusti Ngurah Rai - Bali | foto: NoviaHardy/ koleksi HennieOberst 
Bandara I Gusti Ngurah Rai - Bali | foto: NoviaHardy/ koleksi HennieOberst 

Bali yang menawan

Lebih dari satu dasawarsa kami tidak ke Bali. Pulau yang menjadi tempat tujuan favorit wisatawan dunia ini tidak pernah membosankan untuk didatangi. Terakhir ke Bali saat putri saya belum memasuki Sekolah Dasar.

Cukup banyak pilihan penerbangan yang ditawarkan dari Jakarta ke Denpasar. Kami pilih penerbangan dari satu maskapai penerbangan Indonesia dengan jam kedatangan di Bali pada siang hari.  

Setelah menempuh penerbangan selama 1 jam 50 menit, kami tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Ternyata, begitu lama saya tidak menginjakkan kaki di sini. Bandara Denpasar terlihat sangat cantik, makin luas, dan teratur.

Taksi Bandara

Kami berjalan mengikuti tanda di bandara menuju layanan taksi. Seingat saya, taksi bandara Denpasar menggunakan tarif pas sesuai zona. Sebelum berangkat, saya sudah membaca website Angkasa Pura Denpasar. Di sana tertulis tarif tambahan baru berdasarkan wilayah.

Bisa dikatakan sangat rapi aturan angkutan di bandara. Hanya saja, masih ada beberapa orang yang mendatangi pelancong, menawarkan taksi dan mengaku dari layanan taksi resmi bandara. Mereka mengenakan kemeja motif batik dan memakai kartu pengenal yang dikalungkan di leher. 

Kejadian ini tepat di depan loket taksi resmi bandara. Mereka mengatakan tarif taksi yang jumlahnya dua kali lipat harga resmi. Lantaran saya sudah membaca situs resmi Bandara Denpasar, maka saya menolak. Seorang pria menunjuk dan mengantarkan kami ke loket taksi resmi bandara. 

Selain taksi, tersedia juga layanan transportasi umum lainnya, seperti bus, dan tidak ketinggalan taksi online Grab. 

Pantai Legian yang terlihat semakin bersih | foto: HennieOberst 
Pantai Legian yang terlihat semakin bersih | foto: HennieOberst 

Pantai kian bersih

Beberapa kali berlibur ke Bali bersama suami dan anak, kami memilih hotel di tempat yang tidak terlalu padat. Bahkan pada jalan-jalan terakhir, saat kumpul dengan keluarga besar, kami menginap di vila pinggir pantai dan dekat sawah. 

Namun, itu terjadi pada satu dekade yang lalu. Ketika itu, anak-anak masih kecil dan lebih suka dekat dengan orang tuanya. Kali ini, putri saya dan sepupu-sepupunya pada fase usia remaja. Mereka ingin menginap di tempat yang dekat dengan keramaian.

Kami pilih hotel yang berada di Legian. Tempat yang strategis dengan banyak restoran dan toko di sekitarnya, serta Pantai Legian cuma berjarak 700 meter. Kami bisa berjalan kaki jika ingin mencoba beragam kuliner, berbelanja, atau bersantai di pantai pada sore hari sambil menikmati sunset. 

Menikmati matahari terbenam sambil bersantai dan minum air kelapa | foto: HennieOberst 
Menikmati matahari terbenam sambil bersantai dan minum air kelapa | foto: HennieOberst 

Bali terlihat semakin menarik dan bersih, tidak hanya di sepanjang jalan, tetapi juga di sepanjang pantai. Sehabis mampir ke satu shopping mall di Kuta, kami memutuskan untuk berjalan kaki kembali ke hotel.  Menyusuri pinggir pantai merupakan hal yang menyenangkan, dan pantai terlihat makin bersih.  

Jika tidak ingin berjalan di atas pasir, tersedia trotoar yang rapi di sepanjang jalur. Di sampingnya berjajar warung yang menawarkan minuman dan kudapan. 

Menurut saya yang sudah lama tidak berkunjung ke tempat ini, Bali terlihat semakin bersih dan teratur. Pedagang asongan yang berkeliling di pantai masih ada, tetapi tidak terlalu banyak. Bila tidak tertarik dengan dagangan atau jasa yang ditawarkan, bilang saja tidak, mereka akan pergi dan tidak akan memaksa.

Pantai Kuta Bali | foto: HennieOberst 
Pantai Kuta Bali | foto: HennieOberst 

Makin macet

"Benarkah Bali bertambah macet?"

Teman dan kemenakan yang sering tugas dan berlibur ke Bali mengatakan begitu. Kenyataannya memang seperti itu. Terlihat di beberapa area, kemacetan lalu lintas cukup parah. 

Sepertinya, salah satu masalah lalu lintas ini tidak hanya terjadi di kota besar, tetapi juga di tempat wisata. Bali pun tidak luput dari persoalan ini. Semoga dalam beberapa tahun ke depan, kemacetan akan berkurang. 

Waktu seminggu terasa begitu singkat. Masih banyak sekali tempat yang belum sempat disinggahi. Mudah-mudahan ada kesempatan lain bertandang kembali ke Bali.

***

Hennie Triana Oberst
Germany, 22.09.2023 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun