Selain kemauan keras untuk belajar dari diri anak itu sendiri, orang tua sangat berperan penting untuk mencegah anak putus sekolah. Jika orang tua tidak mampu untuk membayar biaya sekolah, paling tidak mereka harus mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah ini.
"Pendidikan membutuhkan biaya, tetapi tidak berpendidikan juga membutuhkan biaya" - Claus Moser
Kenyataan mengatakan begitu. Ada biaya yang harus dibayar untuk pendidikan. Tidak semua negara bisa memberikan pendidikan gratis kepada warganya.Â
Sepengetahuan saya, dari keterangan keluarga di Medan, sekolah negeri gratis, tetapi mulai SMA ada uang iuran yang harus dibayar. Sekalipun gratis, masih ada biaya lain, seperti seragam sekolah, sepatu, dan keperluan alat tulis. Bagi keluarga yang hidup dalam kekurangan, untuk memenuhi keperluan ini bukan perkara gampang.Â
Apa yang bisa dilakukan?
Rasa peduli pada sesama sangat dibutuhkan. Kepedulian kita dapat membantu dan memberi jalan agar anak-anak dari keluarga miskin dapat mengenyam pendidikan, serta mencegah putus sekolah.Â
Bantuan dapat dilakukan dengan memberi sumbangan pada panti asuhan. Misalnya, panti asuhan yang saya kenal sejak masa kecil, letaknya hanya beberapa puluh meter dari rumah kami. Anak-anak yang tinggal di panti asuhan ini berasal dari luar kota.Â
Sebagian dari mereka yatim piatu, tetapi ada yang masih memiliki orang tua di daerah asalnya. Anak-anak itu harus tinggal di panti asuhan demi pendidikan yang biayanya tidak mampu dibayar orang tua mereka.
Warga dapat menyumbang ke panti asuhan ini, baik berupa uang, bantuan makanan, ataupun barang lain yang mereka butuhkan.
Ada banyak contoh yayasan yang menampung anak-anak kurang mampu seperti panti asuhan ini. Namun begitu, banyak juga komunitas dan organisasi yang membantu anak-anak yang tidak mampu tanpa anak tersebut harus tinggal di panti asuhan.
Sebagai contoh, satu yayasan yang saya kenal. Di sini, siapa saja dapat membantu menjadi donatur tetap, atau hanya sesekali menyumbang sejumlah uang semampu kita.Â