Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menikmati Sakura di Taman Masjid Merah Kastel Schwetzingen

26 April 2023   01:34 Diperbarui: 5 Mei 2023   21:59 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sakura di taman Masjid Merah | foto: HennieOberst 

Musim semi atau Frühling dalam bahasa Jerman merupakan awal kehidupan baru. Ini adalah waktunya tanaman dan sebagian hewan bangun dari tidur panjang.

Di bagian utara belahan bumi, musim semi dimulai pada awal Maret. Setelah alam diselimuti hawa dingin dan beku sekitar tiga bulan lamanya, satu persatu tanaman akan menggeliat secara bergiliran. Pohon yang hanya tinggal ranting mulai mengeluarkan tunas, lalu berbunga diikuti dedaunan. Padang rumput juga mulai dipenuhi bunga-bunga liar warna-warni.

Ada jenis bunga yang bermekaran mengawali musim semi, kemudian digantikan bunga dari tanaman lain. Kita bisa mengetahui awal, pertengahan, dan akhir musim semi dengan melihat bunga apa yang sedang mekar.

Sakura di taman Masjid Merah | foto: HennieOberst 
Sakura di taman Masjid Merah | foto: HennieOberst 
Musim Semi, Sakura, dan Hanami
Pemandangan setiap musim memiliki keunikan dan keindahan tersendiri. Keistimewaan alam pada musim semi yang bisa dilihat adalah saat satu pohon hanya dipenuhi bunga tanpa daun. Dedaunan akan menyusul tumbuh kemudian. Lalu bunga-bunga akan rontok semua.

Bunga-bunga yang bermekaran pada musim semi yang paling dikenal adalah  Sakura di Jepang. Bahkan saat sakura bermekaran ini menjadi salah satu waktu kunjungan favorit bagi wisatawan mancanegara. 

Di Jepang ada Hanami, yang merupakan tradisi yang sudah berlangsung lama untuk menyambut musim semi. Hanami dikenal juga dengan sebutan "Cherry Blossom Festival" atau festival bunga Sakura. Perayaan yang dilakukan satu kali dalam setahun ini untuk menghargai keindahan alam yang sifatnya sementara. 

Orang-orang akan berkumpul di bawah bunga sakura yang bermekaran, menikmati keindahan sakura dan kebersamaan dengan keluarga dan teman, sembari menikmati makanan, minuman, dan nyanyian. 

Taman sakura di Kastel Schwetzingen | foto: HennieOberst 
Taman sakura di Kastel Schwetzingen | foto: HennieOberst 
Sakura di Kastel Schwetzingen
Keindahan bunga Sakura Jepang ini dapat dinikmati juga di beberapa wilayah di Jerman. Salah satunya adalah di taman Masjid Merah di dalam Istana Schwetzingen.

Masjid Merah adalah bangunan masjid yang dibuat sebagai simbol toleransi. Bangunan masjid yang lumayan besar ini tidak digunakan sebagai tempat ibadah.

Artikel terkait: Masjid Merah, Lambang Toleransi di Taman Kastel Schwetzingen Jerman

Schwetzingen Schloss atau Kastel Schwetzingen ini sangat sering saya lewati dan beberapa kali dikunjungi karena letaknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal mendiang ibu mertua. 

Dari jalan raya, terlihat menara dan kubah Masjid Merah yang menghiasi satu sisi tanam istana. Dua minggu lalu masih terlihat bunga-bunga sakura berwarna merah jambu memenuhi pepohonan yang ada di halaman masjid.

Bunga Sakura yang memenuhi pohon pada musim semi  | foto: HennieOberst 
Bunga Sakura yang memenuhi pohon pada musim semi  | foto: HennieOberst 

Setiap tahun banyak warga yang datang mengunjungi Kastel Schwetzingen untuk melihat dan mengabadikan keindahan bunga sakura Jepang. Sekitar pertengahan Maret sampai pertengahan April adalah waktu yang paling tepat melihat cantiknya bunga Sakura yang bermekaran di halaman Masjid Merah.

Kebun Dapur menjadi Kebun Sakura
Istana Schwetzingen berarsitektur Barok ini digunakan oleh Raja Elektor Carl Theodor sebagai rumah peristirahatan musim panas.

Satu sisi taman Masjid Merah dijadikan sebagai kebun dapur Raja. Beragam jenis buah, sayuran, dan rempah ditanam untuk memenuhi kebutuhan dapur istana.

Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, taman di sekitar Masjid Merah ini rusak. Sekitar tahun 1960-an muncul ide untuk menanam pohon ceri hias Jepang di taman yang cukup luas ini.

Pohon ceri hias Jepang ini dianggap sangat sesuai ditanam di halaman Masjid Merah. Warna merah jambu bunga Sakura yang mekar terlihat harmonis bersanding dengan warna merah masjid. 

Paduan warna dan arsitektur masjid dan pohon ceri Jepang juga dianggap sangat sesuai dengan Raja Carl Theodor, seorang penguasa yang menyukai seni, filsafat, dan pertanian, serta dikenal memiliki sikap toleran yang tinggi.

Bunga pohon apel saat musim semi| foto: HennieOberst 
Bunga pohon apel saat musim semi| foto: HennieOberst 

Kebun bunga Sakura ini semakin semarak dengan ditanam kembali barisan pohon-pohon buah yang sudah berusia tua yang juga berbunga indah pada musim semi.

Taman bunga Sakura ini menjadi atraksi menarik setiap musim semi. Tercatat sekitar 15.000 orang setiap tahun datang menyaksikan bunga Sakura di taman ini.

Salam hangat musim semi

Hennie Triana Oberst
Germany, 25.04.2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun