Sewaktu mengikuti tugas suami dan bermukim sementara di negara Paman Sam pada belasan tahun lalu, saya memiliki dua orang teman baik. Mereka berasal dari dua negara Amerika Latin yang terkenal dengan sepakbolanya.Â
Sering kami saling mengundang dan menyajikan makanan dari negeri asal masing-masing. Satu waktu salah seorang mengundang makan di rumahnya, dia menyajikan makanan dari buah alpukat. Alpukat atau avocado banyak terdapat dalam menu negaranya.
Teman saya bertanya, apa saya suka alpukat dan biasanya alpukat diolah menjadi makanan seperti apa. Saya jawab, biasanya sebagai dessert.Â
"Seperti apa rasanya avocado manis?"Â
Kedua teman bertanya hampir bersamaan dengan nada heran mendengar jawaban saya.
Mereka tidak bisa membayangkan lezatnya jus alpukat dengan gula aren dan santan, es krim alpukat, atau potongan alpukat di dalam es teler.
Kebalikannya, saya belum terbiasa makan alpukat seperti kuliner dari negara mereka. Keduanya tertawa dan membenarkan ucapan saya.
Dengan berjalannya waktu, saya menyukai alpukat yang tidak diolah manis dan sering mengonsumsi buah ini di rumah. Di Jerman, sejak sekitar 10 tahun terakhir ini buah alpukat setiap hari selalu tersedia di supermarket. Alpukat semakin digemari masyarakat dan menjadi buah umum warga di sini.
Avocado sebagai makanan sehat
Meskipun kandungan lemaknya tinggi, sekitar 12,5 gram per 100 gram, alpukat adalah makanan sehat. Alpukat merupakan salah satu buah paling sehat di dunia.Â
Alpukat mengandung vitamin K, D, B6, E, asam folat, betakaroten, antioksidan, kalium, dan kalsium. Selain itu juga kaya akan asam lemak tak jenuh. Zat yang dikandung alpukat berperan penting dalam membangun dan melindungi sel, berpengaruh positif pada kadar kolesterol, dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Asal dan budidaya alpukat
Menurut penemuan arkeologi, alpukat berasal dari Meksiko dan telah dibudidayakan oleh masyarakatnya paling tidak selama 4.000 tahun. Alpukat mulai dikenal di Eropa sekitar abad ke-17, dibawa oleh orang Spanyol yang saat itu menguasai wilayah selatan dan sebagian wilayah tengah benua Amerika.
Dulu, alpukat merupakan makanan praktis bagi para pelaut selama berlayar. Buah ini menjadi makanan alternatif yang lebih tahan lama dari daging dan mentega.Â
Butterfruit" yang terkesan berminyak. Tercatat ada sekitar 400 jenis alpukat, sebagian merupakan hasil perkawinan silang.Â
Sekitar awal tahun 1900  alpukat mulai dipromosikan semakin luas. Nama avocado digunakan menggantikan nama sebelumnya "Pohon alpukat memerlukan suhu udara yang hangat untuk berkembang. Oleh sebab itu budidaya alpukat juga  semakin meluas di banyak negara dunia yang beriklim tropis dan subtropis.
Selain Meksiko ada banyak negara penghasil alpukat seperti Peru, Kolombia, Australia, Selandia Baru, Israel, Amerika Serikat (di California), Indonesia, dan beberapa negara lainnya. Di Eropa penghasil avocado adalah Spanyol.
Resep Alpukat panggang
Setelah panjang lebar bercerita tentang buah sehat ini, sekarang saatnya kita membuat alpukat panggang dengan topping tomat. Sajian ini sangat cocok untuk kelompok vegetarian.
Ayo, kita mulai!
Bahan (untuk3 porsi):
- 3 buah alpukat matang
- 1 buah tomat ukuran kecil
- 2 batang daun ketumbar (bisa diganti dengan daun seledri)
- 2 sdt saus teriyakiÂ
- Minyak sayur atau minyak olive secukupnya
- Sedikit air perasaan lemonÂ
- Garam secukupnya
- Merica secukupnyaÂ
Cara membuat:
- Cuci bersih avocado. Belah dua memanjang dan buang bijinya.
- Lumuri permukaannya dengan minyak dan air perasan lemon.
- Bubuhi garam dan merica.
- Panggang avocado dengan posisi telungkup sekitar 5-7 menit.Â
- Angkat dari panggangan dan sisihkan.
Toping tomatÂ
- Cuci bersih tomat. Belah, buang bijinya. Cincang atau potong dadu.
- Iris daun ketumbar
- Masukkan kedua bahan ke dalam wadah.Â
- Tambahkan saus teriyaki. Campur hingga rata.
Penyajian
- Letakkan alpukat yang telah dipanggang di atas piring
- Tambahkan di atasnya campuran tomat dan daun ketumbar.
Selamat menikmati
Hennie Triana Oberst
Germany, 26.12.2022
"Panggang Daging"
Rujukan: eatbetter.de
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI