"Es ist oke, Mama. Ich bin groß genug."
Akhir minggu lalu putri saya berkata, dia akan baik-baik saja bepergian sendiri karena sudah besar.
Anak saya berencana untuk menghadiri ulang tahun sepupunya di kota lain. Dia ingin mencoba pergi sendiri dengan menumpang kereta api. Sebetulnya, bisa saja saya mengantarnya dan menghabiskan akhir minggu di rumah kakak.
Akan tetapi, saya dan kakak harus menghadiri undangan ulang tahun seorang teman yang lokasinya di sekitar kota tempat tinggal saya. Artinya, kakak saya akan datang dan menginap di rumah saya.
Sesuai kesepakatan saya dan anak, saya akan mengantar dia sampai di stasiun pusat Stuttgart. Selanjutnya dia akan naik kereta api sendiri dan nantinya harus berganti kereta hanya satu kali.Â
Jarak rumah saya dengan kakak lebih kurang 150 km, memang tidak terlalu jauh. Hanya saja, saya cukup gugup dan sedikit cemas. Tidak heran, lantaran ini kali pertama perjalanan seorang diri dengan jarak agak jauh bagi putri saya.
Anak harus mandiri
Suatu saat orang tua harus siap untuk melepas anaknya. Secara bertahap anak-anak harus belajar untuk melakukan banyak hal sendiri. Melakukan perjalanan sendiri dengan jarak yang lebih jauh dari rute sehari-hari adalah salah satu contohnya.Â
Tentu saja, setiap anak berbeda. Situasi dan kebiasaan keluarga, juga faktor lainnya akan mempengaruhi hal ini. Selama ini putri saya tidak pernah bepergian agak jauh seorang diri. Pengalaman pertama perjalanannya sendiri ini mungkin bagi anak lain adalah hal yang biasa dilakukan.
Bagaimana aturannya?
Di Jerman, biasanya anak usia sekolah dasar (mulai 6 tahun) menggunakan kendaraan umum (bus, trem, kereta api) pergi dan pulang sekolah jika rumahnya agak jauh. Kebanyakan anak berjalan karena sistem rayon diberlakukan di Jerman untuk tingkat sekolah dasar.