Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Persiapan Winter dan Kemungkinan Pemadaman Listrik di Jerman

10 November 2022   13:39 Diperbarui: 10 November 2022   18:22 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persiapan Winter dan kemungkinan pemadaman listrik di Jerman | foto: HennieOberst—

"Musim dingin sebentar lagi akan mengetuk pintu rumah-rumah di Eropa."

Matahari terbit lebih terlambat, sekitar pukul 7.30 hari mulai terang. Sejak bulan lalu saya kembali menemani anak berjalan kaki ke halte bus yang jaraknya sekitar 3 menit dari rumah. 

Pukul 6.30 dia berangkat dari rumah menuju halte bus. Sepagi ini masih sangat sepi dan gelap, ada juga penerangan lampu jalan. Saya senang mendampinginya. Rutinitas pagi yang saya lakukan sejak dia di Kindergarten.

Saat musim dingin hari terasa lebih pendek karena matahari bersinar lebih singkat. Hari paling gelap setiap tahun adalah tanggal 21 Desember, matahari terbit sekitar pukul setengah 9 dan terbenam sekitar pukul setengah 5 sore. 

Hari-hari yang singkat ini datang bersama dengan temperatur udara yang mulai dingin. Suhu udara pagi di penghujung musim gugur yang menemani kami berjalan ke halte sekitar  7 derajat Celsius, tetapi sesekali nol derajat. 

Jaket winter belum diperlukan, tetapi di dalam rumah pemanas ruangan sudah harus dinyalakan. 

Perapian di dalam rumah | foto: wohnglueck.de/Rika
Perapian di dalam rumah | foto: wohnglueck.de/Rika

Winter saat krisis energi

Tahun ini kemungkinan musim dingin tidak berjalan seperti biasanya. Krisis energi sedang dihadapi banyak negara Eropa akibat invasi militer Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu. Perang yang entah kapan berakhir.

Uni Eropa menjatuhkan sanksi dan menimbulkan reaksi Rusia dengan menutup keran ke Eropa. Padahal kebutuhan gas alam Eropa sebanyak 40 persen berasal dari pasokan gas Rusia. Sementara Jerman sendiri angkanya mencapai 55 persen.

Ketergantungan yang telah berlangsung bertahun-tahun ini menimbulkan konsekuensi yang cukup menakutkan dalam menghadapi musim dingin tahun ini. 

Namun begitu, selalu ada sisi lain di balik krisis. Krisis yang dialami dari ketergantungan ini membuka jalan pasokan energi alternatif  dan menuju kemandirian. 

Tindakan pemerintah Jerman

Kanselir Olaf Scholz menegaskan bahwa pemerintah telah mengambil tindakan pencegahan dan memastikan tidak ada kemacetan atau kesulitan. "Kita akan melewati musim dingin ini dengan baik," begitu ucap kanselir.

Sebagai pengganti gas Rusia, saat ini Jerman mengimpor gas dari Norwegia, Belanda, dan Belgia. Di Belanda dan Belgia terdapat pelabuhan besar, di mana kapal-kapal mendaratkan gas alam cair (LNG: Liquefied Natural Gas). Dari pelabuhan kemudian gas dialirkan ke Jerman melalui jaringan pipa.  

Berdasarkan keterangan Federal Network Agency (BNetzA: Bundesnetzagentur) saat ini cadangan gas di Jerman penuh. Meskipun begitu, Jerman harus menghemat gas. Pengguna gas paling banyak adalah perusahaan industri. 

Ada hikmah dari setiap peristiwa. Mulai 2023, negara bagian di Jerman yang mewajibkan setiap keluarga memasang panel surya di atap rumahnya. 

Salah satu jenis perapian untuk pemanas rumah | foto: schoener-wohnen.de
Salah satu jenis perapian untuk pemanas rumah | foto: schoener-wohnen.de

Energi yang kami gunakan

Di rumah, kami menggunakan listrik untuk semua kebutuhan, termasuk memasak dan pemanas ruangan. Tidak semua pemanas listrik di ruangan kami nyalakan, hanya tempat tertentu saja, misalnya pemanas di kamar mandi dan di pojok ruang makan.

Sedangkan pemanas di kamar tidur hampir tidak pernah hidup, kecuali suhu udara di luar sangat rendah, minus 20 Celsius misalnya.

Selain listrik, kami juga menggunakan Kachelofen (perapian) sebagai pemanas ruangan dengan kayu bakar. Saya suka dengan aroma kayu yang terbakar dan kehangatan ruangan terasa berbeda. 

Tahun ini kami memesan lebih banyak dari biasanya. Hanya untuk berjaga-jaga jika kayu bakar sulit di pasaran karena banyak yang beralih menggunakan perapian. 

Kemungkinan pemadaman listrik?

Tidak terbayangkan jika terjadi Stromausfall atau pemadaman listrik di Jerman. Selama 20 tahun tinggal di Jerman, saya belum pernah mengalami mati lampu. (Semoga tidak akan pernah.)

Hampir semua kebutuhan hidup kita tergantung pada listrik. Seandainya listrik padam, aktivitas juga terhambat. Bagaimana nasib makanan di dalam kulkas dan kegiatan memasak di rumah? 

Mandi dengan air dingin saat winter, bisa beku kulit tubuh. Smartphone kehabisan baterai. Suami saya bisa uring-uringan jika tidak bisa menonton pertandingan Piala Dunia di Qatar yang sebentar lagi berlangsung. Mudah-mudahan semua ini tidak terjadi. 

Menurut Kanselir Olaf Scholz, meskipun saat ini krisis energi, pasokan listrik di Jerman aman. Pemerintah memastikan pembangkit listrik tenaga nuklir di Jerman masih berjalan hingga April tahun depan.

Kayu bakar untuk perapian | foto: Landforst.at
Kayu bakar untuk perapian | foto: Landforst.at

"Sedia payung sebelum hujan" 

Tidak ada salahnya mempersiapkan keperluan darurat, kalau-kalau kita membutuhkannya. Kebutuhan penerangan mungkin cukup dengan menggunakan lampu senter, baterai, dan lilin. Sayangnya ketiga benda ini tidak cukup.  

Suami saya memutuskan untuk membeli Notstromaggregate, mirip dengan generator. Jika sewaktu-waktu dibutuhkan, generator ini bisa memenuhi kebutuhan listrik sehari-hari dan memperlancar aktivitas rutin kami.  

Saat ini tarif semua energi naik. Kenaikan tarif gas sekitar 125%, sedangkan minyak sebesar 131%. Listrik sebagai sumber energi yang sebelumnya paling mahal dibandingkan gas dan minyak mengalami kenaikan sekitar 22%. 

Winter tahun ini semua keluarga di Jerman harus merogoh kantong lebih dalam. Semoga semua akan berlalu dengan baik.

Salam hangat di penghujung musim gugur.

Hennie Triana Oberst
Germany, 09.11.2022
"Krisis Energi"
Rujukan: ZDF.de, SWR.de, FOCUS.de

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun