Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Pasangan Selalu Mengontrol, Apa yang Harus Dilakukan?

22 Oktober 2022   03:44 Diperbarui: 23 Oktober 2022   01:42 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan selalu mengontrol. Apa yang harus dilakukan? | Foto: Antonioguillem/ Fotolia—

"Nein. Ich möchte nicht fotografiert werden!"

Liza berujar dan menyingkir ke meja sebelah. Wajahnya terlihat agak kesal memandang Ida dan berkata dengan tegas bahwa dia tidak mau difoto. (keduanya nama samaran)

Setiap bertemu, entah itu di rumah, cafe, atau restoran, Ida selalu memotret pertemuan itu. Padahal pertemuan kedua wanita itu dan teman-temannya bisa dikatakan cukup sering. Sebetulnya bukan Liza tidak ingin difoto, hampir selalu mereka memotret momen berkumpul itu.

Hal yang tidak mengenakkan belakangan diketahui saat Ida menceritakan bahwa suaminya selalu ingin "bukti" dengan siapa saja Ida pergi. Foto adalah bukti yang jelas sulit disanggah, kecuali orang itu mahir mengeditnya.

Menurut Ida, suaminya selalu memeriksa ponsel, aplikasi perpesanan, sosial media, dan email pribadi milik Ida. Mengirimkan foto bersama teman-temannya saat berkumpul membuat suaminya tidak banyak bertanya. Lagi pula, di lain waktu akan gampang baginya untuk minta izin suaminya jika akan pergi dengan teman-temannya.

Bisa dimengerti kekesalan Liza. Liza juga punya hak untuk menolak dan tidak ingin berada di dalam foto bersama Ida. Ternyata, selama ini suami Ida secara tidak langsung mengoleksi foto-foto Ida saat bersama teman-temannya.  

Hubungan, kepercayaan, dan pengendalian

Teman-teman Ida mengenal suami Ida, seorang pria yang cenderung pendiam, tetapi sangat menyenangkan saat diajak ngobrol apa saja. Siapa sangka kalau laki-laki ini seorang yang sangat pencemburu, bahkan agak keterlaluan.

Mungkin saja rasa cemburu yang membuat suami Ida berlaku seperti itu. Bisa saja Ida menganggap itu adalah bukti begitu cinta suaminya dan takut kehilangan. Hanya saja, melibatkan teman-temannya (dengan mengirimkan foto sebagai bukti) bukan perbuatan yang bisa dibenarkan. 

Secara umum, tindakan mengontrol segala yang dilakukan pasangan dan memeriksa pesan pribadi bukan bukti bahwa seseorang sangat mencintai pasangannya. Hal seperti ini lebih mengarah pada ketidakpercayaan dan pengendalian pada pasangan. 

Apa yang mesti dilakukan?

Seperti apa masa lalu dan latar belakang Ida dan suaminya hanya mereka berdua yang mengetahuinya. Ida dan suaminya sudah semestinya membicarakan hal ini secara terbuka.

Ida harus bertanya langsung apa tujuan suaminya melakukan hal itu. Bisa jadi suaminya memiliki pengalaman buruk di masa lalu atau memang suaminya merasa punya hak untuk mengendalikan semua aktivitas istrinya.

Ida boleh mengutarakan pendapatnya secara jujur pada suaminya. Bagaimana perasaannya, sukakah dia dengan tingkah laku suaminya? Bisa jadi sebaliknya. Ida merasa suaminya "memata-matai" dan ingin semua ada di bawah kendalinya, tetapi Ida takut mengutarakan isi hati dan dugaannya.

Tindakan mengontrol pasangan ini tidak hanya dilakukan oleh suami pada istrinya (seperti kasus Ida), tetapi juga sebaliknya. Padahal seharusnya pasangan memiliki komunikasi yang baik dan terbuka satu sama lain.

Salah satu mendengarkan apa pendapat dan penjelasan yang disampaikan pasangannya dan apa alasannya dia melakukan hal itu. Di pihak lain, pasangannya berhak mengutarakan pendapat bahwa tindakan seperti itu menimbulkan rasa tidak nyaman dan menunjukkan rasa tidak saling percaya. 

Selagi bisa diatasi berdua, bicarakan bersama apa yang perlu dipertimbangkan dan diperbaiki dari kedua pihak. Karena semakin lama masalah dibiarkan, semakin sulit mencari jalan keluarnya.

Apabila salah satu pasangan tetap bersikeras melakukan tindakan mengontrol pasangannya, sementara yang satu tidak menyukai tindakan ini dan merasa terkekang, mungkin mereka membutuhkan bantuan pihak ketiga.

Ada baiknya pasangan ini meminta pertolongan dari tenaga ahli melalui terapi pasangan atau konseling pernikahan. 

Selain saling mencintai, bukankah semestinya hubungan setiap sepasang insan dibangun atas dasar kepercayaan. 

Salam hangat

Hennie Triana Oberst
Germany, 21.10.2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun