Apa yang mesti dilakukan?
Seperti apa masa lalu dan latar belakang Ida dan suaminya hanya mereka berdua yang mengetahuinya. Ida dan suaminya sudah semestinya membicarakan hal ini secara terbuka.
Ida harus bertanya langsung apa tujuan suaminya melakukan hal itu. Bisa jadi suaminya memiliki pengalaman buruk di masa lalu atau memang suaminya merasa punya hak untuk mengendalikan semua aktivitas istrinya.
Ida boleh mengutarakan pendapatnya secara jujur pada suaminya. Bagaimana perasaannya, sukakah dia dengan tingkah laku suaminya? Bisa jadi sebaliknya. Ida merasa suaminya "memata-matai" dan ingin semua ada di bawah kendalinya, tetapi Ida takut mengutarakan isi hati dan dugaannya.
Tindakan mengontrol pasangan ini tidak hanya dilakukan oleh suami pada istrinya (seperti kasus Ida), tetapi juga sebaliknya. Padahal seharusnya pasangan memiliki komunikasi yang baik dan terbuka satu sama lain.
Salah satu mendengarkan apa pendapat dan penjelasan yang disampaikan pasangannya dan apa alasannya dia melakukan hal itu. Di pihak lain, pasangannya berhak mengutarakan pendapat bahwa tindakan seperti itu menimbulkan rasa tidak nyaman dan menunjukkan rasa tidak saling percaya.Â
Selagi bisa diatasi berdua, bicarakan bersama apa yang perlu dipertimbangkan dan diperbaiki dari kedua pihak. Karena semakin lama masalah dibiarkan, semakin sulit mencari jalan keluarnya.
Apabila salah satu pasangan tetap bersikeras melakukan tindakan mengontrol pasangannya, sementara yang satu tidak menyukai tindakan ini dan merasa terkekang, mungkin mereka membutuhkan bantuan pihak ketiga.
Ada baiknya pasangan ini meminta pertolongan dari tenaga ahli melalui terapi pasangan atau konseling pernikahan.Â
Selain saling mencintai, bukankah semestinya hubungan setiap sepasang insan dibangun atas dasar kepercayaan.Â
Salam hangat