"Jika terjadi serangan udara, penumpang terpaksa harus mengantre lama di pintu peron hingga bisa masuk ke gerbong kereta. Keselamatan penumpang harus selalu diutamakan. Oleh karena itu, dalam situasi darurat, pintu pemeriksaan peron harus dibuka dan penumpang dapat naik tanpa pemeriksaan tiket."
Sekitar tahun 1960 pintu peron mulai dihapuskan. Stasiun kereta pusat Leipzig (Leipzig Hauptbahnhof) pertama yang membuka gerbang peron mereka, diikuti stasiun-stasiun kereta yang lain. Penghapusan pintu peron terakhir tahun 1974, pada pelaksanaan Piala Dunia Sepak Bola yang berlangsung di negeri ini.
Satu tiket untuk semua moda transportasi
Asosiasi transportasi di Jerman memungkinkan penumpang hanya membeli 1 tiket dapat menggunakan beberapa transportasi umum dari perusahaan angkutan yang berbeda-beda yang tersedia di setiap kota. Satu tiket ini tidak ubahnya "tiket terusan".
Jadi, seseorang dapat membeli satu tiket kereta api (sesuai jenis dan tujuannya) dan menggunakannya untuk naik bus, tram, U-Bahn/ kereta api urban, S-Bahn/ kereta api suburban, kereta regional hingga kereta api ekspres.
(Jenis kereta api di Jerman pernah ditulis lengkap oleh Kompasianer Theresia Iin Assenheimer)
Tiket bus maupun kereta dapat dibeli pada mesin automat di stasiun bus/ kereta, umumnya supir bus masih melayani pembelian tiket bus (saat penumpang naik), atau bisa dibeli secara online melalui app ataupun website perusahaan bus dan kereta.
Stasiun kereta api yang terbuka dengan tidak adanya mesin tapping di stasiun kereta api Jerman adalah fleksibilitas. Penumpang akan mudah keluar masuk stasiun, terminal, dan halte dengan menggunakan satu tiket.Â
Tiket yang dibeli di mesin automat, di dalam bus, atau secara online bentuknya berbeda-beda. Sementara mesin tapping hanya bisa membaca strip magnetik tertentu yang tertera pada tiket. Mesin tapping juga tidak ada di stasiun kereta negara Austria dan Swiss.Â
Anda lebih suka menggunakan sistem yang mana, "tiket terusan" atau tiket yang berbeda untuk setiap jenis transportasi umum?Â