Di Jerman, selain tagihan air bersih dan air limbah ada tambahan biaya air hujan (Niederschlagswassergebühr), ada juga yang menyebut Regensteuer (pajak hujan). Jadi, ada 2 jenis biaya air limbah yang harus dibayar pemilik bangunan.
Air limbah pertama-tama masuk melalui drainase menuju pabrik pengolahan limbah; di sini air limbah menjalani proses pembersihan yang rumit.
Selanjutnya, setelah air bersih dihasilkan dari proses pembersihan akan dialirkan ke perairan (Gewässer/ body of water) dan kembali ke siklus air alami, mengalir kembali ke alam.
Semua pemilik bangunan; perusahaan dan rumah wajib membayar biaya air hujan atau Niederschlagswassergebühr. Ini juga berlaku bagi penyewa, tergantung perjanjian sewa-menyewa.
Akan tetapi, tidak semua air hujan yang jatuh di atas lahan pemilik properti akan dikenakan biaya. Hanya berlaku untuk air hujan yang jatuh di atas permukaan tanah yang tertutup dan tidak bisa langsung meresap secara alami ke dalam tanah.Â
Tanah yang tertutup meliputi; bangunan rumah dan teras, garasi dan carport, jalan masuk yang diaspal atau ditutup conblock/ batu paving block.
Pemerintah memiliki alasan yang cukup kuat atas kebijakan biaya air hujan ini. Air hujan yang jatuh ke area yang tertutup akan mengalir ke dalam sistem pembuangan limbah umum. Pemerintah daerah bertanggung jawab atas pengelolaan dan pembiayaan sistem drainase.Â
Air hujan yang berasal dari properti warga yang mengalir ke dalam saluran limbah umum akan menambah beban biaya pembersihan air limbah. Oleh sebab itu warga juga bertanggung jawab atas biaya ini.Â
Biaya air hujan dihitung per meter persegi area pemilik tanah dan bangunan. Jumlahnya tidak sama pada setiap negara bagian dan kota; Berlin, Munich, dan Cologne berada di tingkat atas. Biaya air hujan rata-rata rumah tangga di Jerman sekitar 150 hingga 300 Euro per tahun.Â