"Iya, sedang liburan beberapa hari di Heidelberg," tulis saya menjawab pertanyaan adik di aplikasi perpesanan.
"Haaa, kota yang cantik itu." Balas adik saya sambil menambahkan emoticon wajah tersenyum dengan mata berbentuk hati.
Liburan musim panas tahun ini kami tidak memiliki rencana besar. Segalanya dilakukan spontan, tanpa perlu melakukan persiapan jauh-jauh hari.Â
Kebetulan ada undangan dari seorang kolega suami yang lokasinya tidak jauh dari kota Heidelberg. Jadi, kami putuskan sekaligus berlibur di Heidelberg.
Heidelberg
Heidelberg berada di negara bagian Baden-Württemberg. Tercatat ada sekitar 160.000 penduduk yang tinggal di kota ini.Â
Penyebutan nama Heidelberg (Heidelberch) tertulis pertama kali dalam sebuah dokumen dari Biara Schnau tahun 1196.
Namun begitu, sejak 600.000 SM diketahui telah ada kehidupan masyarakat di sini. Ini terbukti pada 1907 di Mauer telah ditemukan rahang bawah manusia prasejarah "Homo Heidelbergensis" (manusia Heidelberg), salah satu manusia tertua di Eropa.Â
Kota paling romantis
Summer di Eropa dan belahan utara negara di dunia yang berlangsung Juni hingga Agustus adalah puncak masa liburan. Pada musim panas ini juga bertepatan dengan libur sekolah. Bisa dibayangkan bagaimana ramainya wisatawan yang mengunjungi kota ini.
Kami sengaja memilih hotel yang berada di pusat kota tua dengan alasan kepraktisan. Mobil dapat kami tinggalkan di lahan parkir hotel. Selanjutnya kami bisa berjalan kaki dengan nyaman menikmati kota romantis ini.
Banyak tempat indah bisa dikunjungi di Heidelberg. Kota ini dikelilingi perbukitan dengan hutan hijaunya dan sungai Neckar mengalir berkelok-kelok membelah pusat kota.
Belum lagi keindahan Kastel Abad Pertengahan Heidelberg yang mendunia, juga bangunan dan keindahan kota tuanya tidak mungkin dilewatkan, serta sudut kota lainnya yang memesona.Â
Altstadt (Kota Tua)
Heidelberg tidak pernah sepi dari pengunjung. Sekitar pukul 10 kami keluar dari hotel untuk berjalan-jalan. Di alun-alun pusat kota (Marktplatz) terlihat beberapa kelompok turis dengan pemandu wisatanya yang terlihat sibuk.Â
Gedung Balaikota Heidelberg dan Heiliggeistkirche berada di Marktplatz. Tempat yang hampir tidak pernah sepi dari pengunjung.Â
Heiliggeistkirche (Gereja Roh Kudus) bergaya bangunan Gothic yang dibangun pada tahun 1398 ini merupakan gereja terbesar dan terpenting di Heidelberg.Â
Tidak jauh dari Marktplatz ada alun-alun Kornmarkt yang relatif lebih kecil, tetapi sangat ramai pengunjung. Dari Kornmarkt ini akan terlihat dengan jelas keindahan Kastil Heidelberg yang berdiri megah di atas bukit.Â
Menyusuri jalan utama kota tua sepanjang 1,6 kilometer sangat menyenangkan. Ini adalah zona pejalan kaki terpanjang di kota tua Eropa. Kelelahan akan terabaikan saat menapaki jalanan dari susunan batu dengan sajian keelokan bangunan tua di sisi kiri kanan jalan.
Di sepanjang jalan ini terdapat cafe, restoran, butik, galeri, dan toko dengan beragam barang yang ditawarkan, tentu tidak ketinggalan toko cendera mata.
Gang dan lorong di antara bangunan-bangunan tua di kota ini terlihat sangat cantik dan menghadirkan rasa sejuk dan kedamaian tersendiri. Serasa ingin mengabadikan setiap lorong di seluruh kota tua.
Alte Brücke (Jembatan Tua)
Jika berada di Heidelberg jangan lupa untuk mengunjungi Alte Brücke. Jembatan tua ini merupakan salah satu simbol kota selain Kastel Heidelberg.
Alte Brücke dibangun tahun 1786 dan merupakan contoh terakhir dari konstruksi jembatan batu klasik. Jembatan tua ini menghubungkan kota tua dan distrik Neuenheim.
Sebelumnya, sejak abad ke-12 telah ada jembatan yang terbuat dari kayu. Namun, jembatan berulang kali rusak akibat banjir dan perang. Hingga pada abad ke-18 jembatan diganti menjadi jembatan batu.Â
Begitu pun, Alte Brücke tidak luput dari Perang Dunia Kedua. Jembatan ini diledakkan saat tentara Jerman mundur. Dari hasil penggalangan dana akhirnya jembatan dibangun kembali dan diresmikan pada 1947.
Di ujung jembatan sisi kota tua terdapat gerbang jembatan dari Abad Pertengahan. Dulunya gerbang jembatan dengan bentuk menara di kiri kanan jembatan ini adalah bagian dari tembok kota.
Brückenaffe (Patung Monyet di jembatan)
Di sisi kiri sebelum melewati gerbang jembatan tua terdapat patung monyet dari perunggu yang mengenakan cincin dan memegang cermin di tangan kirinya.Â
Figur monyet ini dibuat tahun 1979 oleh Profesor Gernot Rumpf. Sebelumnya, sejak abad ke-15 relief monyet dengan cermin telah ada di Alte Brücke, tetapi hilang bersama jembatan yang rusak karena ledakan.
Monyet merupakan simbol keburukan, kegairahan, dan tidak tahu malu. Cermin yang dipegang dan cincin yang dikenakan melambangkan kesombongan.
Tangan kanan monyet menjulurkan jari telunjuk dan kelingking ke arah orang yang melihat ke arahnya, mengandung arti penghindaran pandangan jahat. Patung monyet ini adalah lambang refleksi diri.
Menyusuri kota indah dan paling romantis di Jerman ini tidak akan pernah membosankan.Â
Salam musim panas
Hennie Triana Oberst
Germany, 09.08.2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H