Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Heidelberg: Daya Pikat Kota Paling Romantis di Jerman

10 Agustus 2022   05:19 Diperbarui: 10 Agustus 2022   19:14 1531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Heidelberg, daya pikat kota paling romantis di Jerman | foto: HennieOberst—

"Iya, sedang liburan beberapa hari di Heidelberg," tulis saya menjawab pertanyaan adik di aplikasi perpesanan.

"Haaa, kota yang cantik itu." Balas adik saya sambil menambahkan emoticon wajah tersenyum dengan mata berbentuk hati.

Liburan musim panas tahun ini kami tidak memiliki rencana besar. Segalanya dilakukan spontan, tanpa perlu melakukan persiapan jauh-jauh hari. 

Kebetulan ada undangan dari seorang kolega suami yang lokasinya tidak jauh dari kota Heidelberg. Jadi, kami putuskan sekaligus berlibur di Heidelberg.

Pusat kota zona pejalan kaki Heidelberg | foto: HennieOberst 
Pusat kota zona pejalan kaki Heidelberg | foto: HennieOberst 

Heidelberg

Heidelberg berada di negara bagian Baden-Württemberg. Tercatat ada sekitar 160.000 penduduk yang tinggal di kota ini. 

Penyebutan nama Heidelberg (Heidelberch) tertulis pertama kali dalam sebuah dokumen dari Biara Schnau tahun 1196.

Marktplatz - alun-alun pusat kota Heidelberg | foto: HennieOberst 
Marktplatz - alun-alun pusat kota Heidelberg | foto: HennieOberst 

Namun begitu, sejak 600.000 SM diketahui telah ada kehidupan masyarakat di sini. Ini terbukti pada 1907 di Mauer telah ditemukan rahang bawah manusia prasejarah "Homo Heidelbergensis" (manusia Heidelberg), salah satu manusia tertua di Eropa. 

Kota paling romantis

Summer di Eropa dan belahan utara negara di dunia yang berlangsung Juni hingga Agustus adalah puncak masa liburan. Pada musim panas ini juga bertepatan dengan libur sekolah. Bisa dibayangkan bagaimana ramainya wisatawan yang mengunjungi kota ini.

Kami sengaja memilih hotel yang berada di pusat kota tua dengan alasan kepraktisan. Mobil dapat kami tinggalkan di lahan parkir hotel. Selanjutnya kami bisa berjalan kaki dengan nyaman menikmati kota romantis ini.

Heiliggeistkirche Heidelberg | foto: HennieOberst 
Heiliggeistkirche Heidelberg | foto: HennieOberst 

Banyak tempat indah bisa dikunjungi di Heidelberg. Kota ini dikelilingi perbukitan dengan hutan hijaunya dan sungai Neckar mengalir berkelok-kelok membelah pusat kota.

Belum lagi keindahan Kastel Abad Pertengahan Heidelberg yang mendunia, juga bangunan dan keindahan kota tuanya tidak mungkin dilewatkan, serta sudut kota lainnya yang memesona. 

Altstadt (Kota Tua)

Heidelberg tidak pernah sepi dari pengunjung. Sekitar pukul 10 kami keluar dari hotel untuk berjalan-jalan. Di alun-alun pusat kota (Marktplatz) terlihat beberapa kelompok turis dengan pemandu wisatanya yang terlihat sibuk. 

Gang di antara rumah-rumah penduduk di kota tua Heidelberg | foto: HennieOberst 
Gang di antara rumah-rumah penduduk di kota tua Heidelberg | foto: HennieOberst 

Gedung Balaikota Heidelberg dan Heiliggeistkirche berada di Marktplatz. Tempat yang hampir tidak pernah sepi dari pengunjung. 

Heiliggeistkirche (Gereja Roh Kudus) bergaya bangunan Gothic yang dibangun pada tahun 1398 ini merupakan gereja terbesar dan terpenting di Heidelberg. 

Tidak jauh dari Marktplatz ada alun-alun Kornmarkt yang relatif lebih kecil, tetapi sangat ramai pengunjung. Dari Kornmarkt ini akan terlihat dengan jelas keindahan Kastil Heidelberg yang berdiri megah di atas bukit. 

Satu jalan kecil di sekitar rumah penduduk | foto: HennieOberst 
Satu jalan kecil di sekitar rumah penduduk | foto: HennieOberst 

Menyusuri jalan utama kota tua sepanjang 1,6 kilometer sangat menyenangkan. Ini adalah zona pejalan kaki terpanjang di kota tua Eropa. Kelelahan akan terabaikan saat menapaki jalanan dari susunan batu dengan sajian keelokan bangunan tua di sisi kiri kanan jalan.

Di sepanjang jalan ini terdapat cafe, restoran, butik, galeri, dan toko dengan beragam barang yang ditawarkan, tentu tidak ketinggalan toko cendera mata.

Alun-alun Kornmarkt| foto: HennieOberst 
Alun-alun Kornmarkt| foto: HennieOberst 

Gang dan lorong di antara bangunan-bangunan tua di kota ini terlihat sangat cantik dan menghadirkan rasa sejuk dan kedamaian tersendiri. Serasa ingin mengabadikan setiap lorong di seluruh kota tua.

Alte Brücke (Jembatan Tua)

Jika berada di Heidelberg jangan lupa untuk mengunjungi Alte Brücke. Jembatan tua ini merupakan salah satu simbol kota selain Kastel Heidelberg.

Gerbang jembatan tua Heidelberg | foto: HennieOberst 
Gerbang jembatan tua Heidelberg | foto: HennieOberst 

Alte Brücke dibangun tahun 1786 dan merupakan contoh terakhir dari konstruksi jembatan batu klasik. Jembatan tua ini menghubungkan kota tua dan distrik Neuenheim.

Sebelumnya, sejak abad ke-12 telah ada jembatan yang terbuat dari kayu. Namun, jembatan berulang kali rusak akibat banjir dan perang. Hingga pada abad ke-18 jembatan diganti menjadi jembatan batu. 

Begitu pun, Alte Brücke tidak luput dari Perang Dunia Kedua. Jembatan ini diledakkan saat tentara Jerman mundur. Dari hasil penggalangan dana akhirnya jembatan dibangun kembali dan diresmikan pada 1947.

Sungai Neckar dari atas Alte Bruecke| foto: HennieOberst 
Sungai Neckar dari atas Alte Bruecke| foto: HennieOberst 

Di ujung jembatan sisi kota tua terdapat gerbang jembatan dari Abad Pertengahan. Dulunya gerbang jembatan dengan bentuk menara di kiri kanan jembatan ini adalah bagian dari tembok kota.

Brückenaffe (Patung Monyet di jembatan)

Di sisi kiri sebelum melewati gerbang jembatan tua terdapat patung monyet dari perunggu yang mengenakan cincin dan memegang cermin di tangan kirinya. 

Patung monyet di jembatan tua Heidelberg | foto: HennieOberst 
Patung monyet di jembatan tua Heidelberg | foto: HennieOberst 

Figur monyet ini dibuat tahun 1979 oleh Profesor Gernot Rumpf. Sebelumnya, sejak abad ke-15 relief monyet dengan cermin telah ada di Alte Brücke, tetapi hilang bersama jembatan yang rusak karena ledakan.

Monyet merupakan simbol keburukan, kegairahan, dan tidak tahu malu. Cermin yang dipegang dan cincin yang dikenakan melambangkan kesombongan.

Tangan kanan monyet menjulurkan jari telunjuk dan kelingking ke arah orang yang melihat ke arahnya, mengandung arti penghindaran pandangan jahat. Patung monyet ini adalah lambang refleksi diri.

Lorong di Altstadt Heidelberg| Foto: HennieOberst 
Lorong di Altstadt Heidelberg| Foto: HennieOberst 

Menyusuri kota indah dan paling romantis di Jerman ini tidak akan pernah membosankan. 

Salam musim panas

Hennie Triana Oberst
Germany, 09.08.2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun