Permainan "adu jangkrik" kemudian mulai dikenal dan menjadi kegiatan yang sangat disukai masyarakat luas.Â
Di masa dinasti Song kegiatan adu jangkrik menjadi olahraga populer di China.
Letak geografis dan tanah yang subur di Qibao menjadi habitat yang sempurna untuk jangkrik. Serangga ini tumbuh menjadi kuat berkat tempat hidup yang baik serta air dan makanan yang melimpah.Â
Jangkrik yang berasal dari Qibao merupakan jenis yang sangat ganas dan dikenal dengan sebutan "Pasir biru" dan Pasir besi", julukan berdasarkan warna kaki dan leher serangga ini.Â
Permainan adu jangkrik banyak yang dijadikan sebagai sarana perjudian, oleh karena itu dilarang keras dilakukan di China. Namun begitu, permainan adu jangkrik itu sendiri tidak dilarang. Di Qibao terdapat Museum Jangkrik yang dapat dikunjungi oleh wisatawan.
Rumah Chang dari Petualangan Tintin
Bagi penggemar komik Tintin mungkin pernah mengetahui ada sosok Chang pada kisah "Lotus Biru" dan  "Tintin di Tibet".Â
Sosok Chang dalam cerita bergambar karya Herge  ini diambil dari Zhang Chongren, seorang pematung dan pelukis dari Qibao.
Zhang dan Herge kenal dan menjadi teman baik saat ia studi di Belgia. Setelah menyelesaikan pendidikan di Belgia, Zhang kembali ke Shanghai dan pernah menjabat sebagai kepala Akademi Seni Rupa di Shanghai.
Zhang tinggal dan mengajar di Paris setelah mendapat kewarganegaraan Prancis hingga meninggal dunia. Di Qibao dibangun museum yang didedikasikan untuk Zhang.