Di Indonesia, menurut saya, profesi ini seimbang antara pria dan wanita. (Apakah masih seperti itu sekarang?) Sementara di Jerman, penata rambut didominasi oleh wanita, kecuali di barber shop yang khusus untuk pria.
Penata rambut di China dan sejarahnya
Sebelum masa kekuasaan Dinasti Qing (Dinasti Manchu) tahun 1640an, di China tidak dikenal penata rambut.
Sejak zaman dahulu orang China sangat menghargai rambut mereka. Pasangan suami istri misalnya, mereka mengikat rambut bersama. Rambut merupakan salah satu bentuk mengekspresikan kasih sayang. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya rambut bagi orang China, oleh karena itu harus dijaga.
Ajaran kuno untuk menjaga agar rambut tidak rusak begitu kuat melekat dan mendarah daging, sehingga pada zaman China kuno pemotongan rambut dilakukan sebagai hukuman bagi penjahat.Â
Masyarakat etnis Han juga berpegang pada ajaran Konfusius yang melarang pria dan wanita memotong rambut. Mereka diharapkan untuk menggulung rambutnya di atas kepala.Â
Saat Kekaisaran Qing mulai berkuasa ada kebijakan ketat, lebih tepatnya pemaksaan bagi pria untuk memiliki model rambut bangsa Manchu, "bagian depan dicukur, dan sisanya dikepang ke belakang (Taucang)". Bagi yang tidak mematuhi akan mendapat sanksi hukuman sangat berat.
Kebijakan pemerintah saat itu banyak mendapat perlawanan dari masyarakat Han dan memicu bentrokan. Hingga pada masa Revolusi 1911 dan berakhirnya kekuasaan dinasti Qing gaya rambut kepang ini benar-benar sepenuhnya dapat ditinggalkan oleh pria dan mereka bebas memotong rambut lebih pendek.
Mengapa harus pria yang menjadi penata rambut?
Awalnya karena tidak memiliki tempat yang tetap, maka penata rambut melakukan pekerjaannya dengan cara berkeliling. Ada juga yang menunggu pelanggan di pinggir jalan, mirip seperti pedagang kaki lima. (Potong rambut keliling seperti ini dulu juga banyak di Indonesia.)Â