Selera akan makanan ternyata mengikuti jalannya musim. Saat winter, bahan makanan umumnya lebih berat campurannya. Misalnya, kuah makanan menggunakan susu, krim kocok, atau makanan yang dipanggang dengan lapisan keju.
Berbeda saat summer. Karena cuaca yang panas, makanan yang segar dan ringan menjadi pilihan. Olahan daging, ikan, dan lauk lainnya diracik lebih minimalis. Di Jerman dan negara empat musim lainnya, musim panas identik dengan musim grill. Pelengkap makanannya adalah salad.
Berbagai olahan salad dengan variasi salad dressing banyak disajikan. Salad dressing umumnya dibuat dari campuran cuka balsamik atau jenis cuka lainnya, olive oil, merica, dan garam. Jenis sayuran yang dijadikan salad juga beragam, dari daun-daunan, wortel, jagung manis, hingga timun.
Timun dan asal usulnya
Tahun ini kami menanam timun di halaman belakang rumah. Baru kali ini kami mencobanya, dengan membeli tanaman timun muda dari toko tanaman musim semi yang lalu. Timun yang kami pilih adalah buah yang umum dijual di pasaran.
Ada puluhan jenis timun yang dikenal. Jenis yang kami tanam ini permukaannya tidak licin seperti timun yang biasa dijual di Indonesia. Warna kulitnya hijau tua dan pada permukaan kulitnya terdapat duri-duri kecil.
Timun bersaudara erat dengan tanaman labu-labuan dan melon. Beberapa ahli berasumsi timun pertama kali dibudidayakan sekitar 4.000 tahun lalu di India utara, di kaki pegunungan Himalaya. Setelah itu timun mulai dibawa ke Eropa pada zaman Romawi dan Yunani Kuno.
Pada Abad Pertengahan (abad ke-5 sampai ke-15 M) tanaman timun mulai menyebar secara merata dan dibudidayakan di Eropa, tepatnya di Inggris Raya, ditanam di rumah kaca.
Saat ini ada beberapa negara Eropa yang merupakan penghasil timun terbesar, misalnya Belanda, Belgia, Prancis, Spanyol, Italia, Jerman, dan Yunani. Di Spreewald, tidak jauh dari Berlin, terkenal dengan produk acar timun yang khas.
Oi Muchim
Tanaman timun di halaman belakang rumah yang hanya satu pot ternyata menghasilkan buah timun yang lumayan banyak. Biasanya saya mencampur timun di dalam salad, lalu disiram salad dressing buatan sendiri. Sesederhana itu.
Kali ini persediaan timun di rumah cukup banyak, padahal sebagian sudah kami bagikan pada dua keluarga di sebelah rumah yang tidak menanam timun. Tanpa sengaja saya melihat foto salad timun dari Korea. Sepertinya layak dicoba karena saya sering menyantap salad ini saat berada di Shanghai beberapa tahun lalu.
“Timun pedas” begitu arti dari Oi Muchim. Rasa timun yang renyah dan segar dipadukan dengan rasa pedas dari pasta cabai khas Korea dan harumnya wijen. Kebetulan di dapur saya masih cukup persediaan bumbu-bumbu untuk masakan seperti ini.
Resep Oi Muchim
Permukaan kulit timun yang berduri halus saya bersihkan hingga tidak tersisa durinya. Tidak perlu dikupas karena kami tidak menggunakan pupuk kimia sama sekali.
Yuk, silakan disimak resep Oi Muchim yang sangat gampang ini.
Bahan:
- 2 buah timun ukuran 20 cm
- 2 sdt Gochujang
- 1/2 sdt Gochugaru (tambahkan lebih banyak jika suka pedas)
- 1 bawang merah besar (iris, tumis sebentar hingga harum)
- 1 sdm cuka beras
- 1 sdm minyak wijen
- 3 sdm saus teriyaki
- 1/2 sdt gula pasir
- 2 sdt biji wijen sangrai
Cara membuat:
- Cuci bersih timun, belah dua dan buang bijinya. Potong-potong dengan ketebalan 1,5 cm
- Campur semua bahan
- Aduk hingga tercampur rata
- Simpan di dalam lemari es wadah tertutup
- Salad timun pedas ini dapat bertahan beberapa hari
- Oi Muchim siap dihidangkan
Selamat mencoba!
Salad timun pedas dari buah yang bergizi tinggi ini dapat dinikmati kapan saja. Jika suka dapat dimakan sebagai camilan, dijadikan makanan pembuka, atau makanan pelengkap saat acara barbeku.
Putri saya sangat menyukai salad timun pedas khas Korea ini. Bahkan temannya yang kebetulan ikut makan di rumah juga lahap menikmati Oi Muchim.
Menurut anak saya, temannya penggemar masakan Asia. Makanya dia senang sekali selalu ditawari untuk ikut makan bersama jika sedang mampir ke rumah kami.
Keterangan:
Gochujang: pasta cabai khas Korea hasil fermentasi. Kebetulan jenis gochujang di pasaran sini ada yang sangat pedas dan mild. Saya memilih yang mild.
Gochugaru: serpihan cabai merah khas Korea. Bubuk cabai merah ini bisa diganti dengan bubuk cabai merah lainnya.
Bawang merah: Saya menggunakan bawang merah sebagai pengganti bawang putih. Kebanyakan resep yang saya baca menggunakan bawang putih, tetapi saya lebih suka menggunakan bawang merah untuk salad.
Salam kuliner
***
Hennie Triana Oberst
Germany, 24.07.2022