Mohon tunggu...
Hennie Triana Oberst
Hennie Triana Oberst Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyuka traveling dan budaya

Kompasianer Jerman || Best in Citizen Journalism Kompasiana Awards 2023

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

5 Hal Penting agar Belanja Online Tetap Ramah Lingkungan

22 Februari 2022   19:39 Diperbarui: 22 Maret 2022   18:05 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
5 hal penting belanja online tetap ramah lingkungan | Foto: Pixabay/Mohamed_Hassan—

Saat ini hampir semua keluarga melakukan transaksi belanja online.

Saya termasuk yang suka belanja online, bahkan jauh sebelum masa pandemi. Menurut saya, membeli online lebih praktis, hemat waktu, dan lebih banyak ragam barang yang ditawarkan. Untuk bahan makanan segar, saya lebih memilih belanja langsung ke toko dan supermarket.

Sejak masa pandemi dua tahun lalu, aktivitas belanja online meningkat tajam, sama seperti limbah kemasan yang dihasilkan. Saya perhatikan, tong sampah kertas di rumah kami juga hampir selalu penuh saat pengangkutan setiap akhir bulan. Sampah kertas ini akan didaur ulang dan dibuat menjadi produk baru lainnya.

Artikel lainnya;

Begini Sistem Pengelolaan Sampah Kertas di Jerman

Belanja online memang tidak bisa lagi dihindari. Kegiatan ini sudah menjadi gaya hidup masyarakat dan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Bagaimana agar tetap bisa belanja online dengan leluasa, tetapi tetap menjaga lingkungan agar tidak rusak? Berikut ini beberapa hal penting yang harus diperhatikan.

1. Kualitas barang

Sebelum memutuskan untuk membeli satu barang, tidak ada salahnya untuk membaca keterangan produk yang biasanya tertulis.

Kualitas barang yang baik dapat digunakan dalam jangka panjang. Sebaliknya, barang dengan kualitas jelek akan cepat rusak dan menambah tumpukan sampah dan mengotori lingkungan. 

2. Kemasan ramah lingkungan

Teliti lebih dahulu bahan kemasan yang digunakan untuk membungkus barang yang akan dipesan. Saat ini hampir semua toko online memberikan pilihan kemasan ramah lingkungan. Barang-barang yang kita pesan akan dikirim menggunakan kardus yang dibuat dari bahan daur ulang. 

Kemasan seperti ini tentu jauh lebih baik karena dibuat dari bahan bekas tanpa harus menebang pohon untuk menghasilkan bahan kertas baru. Sekarang ini semakin banyak toko online yang mengurangi penggunaan kemasan plastik, bahkan bebas plastik.

3. Pesan barang sekaligus

Jika memungkinkan, lakukan pemesanan barang sekaligus dalam jumlah banyak. Hal ini untuk menghindari menumpuknya sampah dan mengurangi CO2.

Secara berkala, saya memesan kebutuhan umum secara online, biasanya satu kali dalam dua bulan. Barang-barang ini misalnya, tisu, deterjen, pembersih rumah, dan pernak-pernik lainnya. Saya lebih suka membeli barang dari satu toko, meskipun mungkin ada sedikit perbedaan harga, tetapi pasti jumlahnya tidak banyak. 

Dengan melakukan pesanan di satu tempat maka barang-barang akan dikirim sekaligus dalam satu paket. Limbah kemasan yang dihasilkan tentu lebih sedikit. Selain alasan itu, saya berusaha mengurangi data pribadi saya tercatat di mana-mana.

4. Jalur terdekat

Berbeda dengan belanja langsung ke toko yang memiliki batas jarak, belanja online dapat dilakukan sejauh mana pun jaraknya. Perhatikan lokasi toko yang menawarkan produk yang akan dibeli. Memang sedikit memakan waktu untuk mencari tahu di mana letak toko yang menawarkan produk yang dicari.

Pilihlah penjual yang jaraknya paling dekat dengan tempat tinggal. Jika pembeli berada di Indonesia, lebih baik jika membeli barang dari penjual di Indonesia daripada membeli barang dari Hongkong, China, atau negara lainnya.

Atau jika tidak ada pilihan, gunakan servis pengiriman Netral Karbon (Klimaneutral). Jasa pengiriman seperti DHL menawarkan layanan "GoGreen" kepada pelanggannya sejak 2011. 

5. Pastikan tempat penerimaan barang 

Umumnya paket diantar pada jam kerja, saat penerima melakukan aktivitas di luar rumah. Jika penerima paket tidak berada di tempat, biasanya layanan kurir meminta pelanggannya untuk mencantumkan lokasi di mana paket harus diletakkan. Pemberitahuan ini dapat dilakukan secara online. 

Tempat-tempat seperti tetangga depan atau sebelah rumah; "Keluarga Becker, no.10", atau lokasi tertentu di sekitar rumah, di carport, teras rumah, atau tempat lainnya. Dengan cara ini penerima paket tidak harus berkendara ke kantor kurir menjemput paketnya, sekaligus ikut mengurangi emisi karbon dari kendaraan.

(Biasanya, jika penerima tidak ditempat, maka paket akan dibawa kembali ke kantor kurir. Penerima paket harus mengambil sendiri paket dengan membawa bukti yang diletakkan oleh petugas kurir di dalam kotak pos.)

Alternatif lain adalah mengambilnya di "Stasiun paket" (Packstation). Petugas kurir tidak mengantar ke alamat penerima, tetapi cukup memasukan paket ke laci di stasiun paket. Penerima paket akan mendapat notifikasi beserta "kode pengambilan" melalui email atau SMS.

Pelanggan dapat menjemput paketnya di Packstation sesuai waktu yang bisa diatur sendiri karena stasiun paket buka 24 jam. Biasanya paket disimpan di Packstation selama 7 hari. Setelah dua hari, jika paket belum diambil, penerima akan mendapat notifikasi pengingat. Paket yang tidak diambil setelah melewati batas waktu akan dikembalikan kepada pengirimnya.

Ilustrasi Packstation | Foto: Deutsche Post DHL Group/ logistik-watchblog.de
Ilustrasi Packstation | Foto: Deutsche Post DHL Group/ logistik-watchblog.de

Artikel lainnya;

Kurangi Sampah Plastik, Satu Botol Kosong Dihargai 4000 Rupiah di Jerman

Belanja dengan bijak

Hal paling penting yang tidak boleh dilupakan, belilah barang sesuai kebutuhan saja. Selain itu, jika masih ada warung dan toko terdekat yang bisa dijangkau dengan berjalan kaki, naik sepeda, atau menggunakan kendaraan umum, maka lebih baik membeli langsung.

Langkah ini untuk menghindari banyaknya limbah kemasan dengan membawa tas atau kantong dari rumah, juga menghemat energi dan mengurangi emisi CO2.

Selamat belanja.

Hennie Triana Oberst - DE, 22.02.2022

"Belanja Online Sadar Lingkungan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun